Aksinews.id/Jakarta – Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar, dua anggota Koalisi Indonesia Bersatu, sama-sama merespon sindirian sindiran Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon yang mengatakan kasihan terhadap koalisi lain karena belum memiliki nama calon presiden (capres).
Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto malam membalas, meskipun rencana koalisi perubahan sudah ada nama capres namun koalisi tersebut belum jelas nasibnya hingga kini.
“Iya enggak usah kasihan, ngapain ngasihanin orang lain, urus masing-masing saja dan semua punya masing-masing strategi, dan koalisi sampai sekarang pun belum ada koalisi yang didaftarkan ke KPU, belum ada hitam di atas putih. Menurut saya, masih biasa saja, masih bunga-bunga demokrasi aja sekarang, masih hingar bingar, belum tahu ujungnya, siapa sama siapa, gitu kan? Jadi enggak usah kasihan-kasihan,” kata Yandri saat dihubungi wartawan, Jumat (24/2/2023).
“Dan semua belum ada yang jelas, termasuk koalisi Demokrat, PKS, NasDem, belum jelas. Kalau jelas itu kalau sudah daftar ke KPU. Capres siapa, cawapresnya siapa, cukup enggak 20 persen yang ngusung, baru lengkap dan aman. Sekarang masih geger-geger demokrasi saja,” imbuh dia.
Wakil Ketua MPR ini menghimbau kepada semua partai politik agar menahan diri, dan menjaga suasana adem dan damai menjelang Pemilu 2024. Ia mengajak semua pihak dapat menciptakan situasi kondusif dan demokrasi riang gembira.
“Yang pasti koalisi sekarang itu belum ada yang permanen, segala kemungkinan masih bisa terjadi, siapa bersatu dengan siapa. Oleh karena itu, situasi kondusif dan komunikasi antar anak bangsa itu tetap harus kita jaga. Kita buat demokrasi itu kegembiraan bukan sebuah ancaman. Bagi PAN, kita berterima kasih kalau ada anak bangsa yang mau menjadi capres atau cawapres dari partai mana pun,” ujarnya.
Senada dengan Yandri, Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono mengatakan, KIB tidak akan terburu-buru dalam mengumumkan nama Capres.
Meski Golkar sudah memiliki nama Airlangga, namun ia menegaskan akan mengikuti era presiden Jokowi yang mengumumkan di waktu yang tepat.
“Pada pilpres 2014, Presiden Jokowi itu baru menyatakan maju hanya selang beberapa hari sebelum mendaftarkan. Jadi semua akan indah pada waktunya,” ungkapnya.
Anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan, masih banyak waktu yang dimiliki oleh semua kandidat untuk melakukan sosialisasi.
“Ya semua akan pas, dan masih banyak waktu untuk melakukan sosialisasi menuju kemenangan,” pungkas Dave, seperti dikutip jpnn.com.
Sebagaimana diberitakan kompas.com sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan, bakal Koalisi Perubahan ingin menjadi pemicu koalisi partai politik (parpol) lain segera mengumumkan figur Capres. Menurut dia, bakal Koalisi Perubahan telah selangkah lebih maju dibandingkan koalisi lain. Sebab, telah mengumumkan capresnya yaitu, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Semoga dengan adanya trigger dari Koalisi Perubahan ini, dua atau tiga embrio koalisi yang lain itu juga menyegerakan (pengumuman capres),” sebut Jansen ditemui di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Ia mengatakan, bakal Koalisi Perubahan tak mau terlalu lama menunda pengusungan Anies karena telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) sebesar 20 persen kursi DPR RI. Selain Demokrat, bakal koalisi juga diisi oleh Partai Nasdem serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Maka bagi Jansen, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Gerindra-PKB harusnya sudah mengumumkan figur capresnya.
“Toh kan sudah cukup 20 persen itu? KIB dengan tiga partainya, kemudian koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB) kan sudah cukup juga itu, lalu teman-teman PDI-P,” ungkap dia.
Ia menuturkan, koalisi tak perlu khawatir mengumumkan capres saat ini karena strategi pemenangan masih bisa ditempuh dengan kejutan lain, yakni penentuan figur calon wakil presiden (cawapres). “Kalau wapresnya bisa saja ditahan di akhir-akhir, karena itu bagian dari strategi, mungkin biar ada efek kejutnya kan begitu,” imbuh dia.
Saat ini, Nasdem, Demokrat, dan PKS secara informal telah menyatakan dukungan pada Anies sebagai capres. Namun, ketua umum ketiga parpol belum menandatangani piagam kerja sama.
Sementara, KIB yang diisi oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih berkutat pada sejumlah kandidat capres. Golkar terus mendorong Ketua Umumnya Airlangga Hartarto, sementara PAN mengusulkan sejumlah nama seperti Erick Thohir, Ganjar Pranowo, dan Zulkifli Hasan. Kemudian PPP ingin mengusung Sandiaga Uno.
Di sisi lain, Koalisi Gerindra-PKB belum menemukan titik temu apakah bakal memasangkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar atau memilih kandidat lain. (*/AN-01)