Aksinews.id/Witihama – Sekolah Dasar Katolik (SDK) Witihama menggelar Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi untuk 9 (sembilang) orang gurunya. Workshop dilaksanakan selama 3 hari, Kamis (16/2/2023) – Sabtu (18/2/2023), bertempat di aula sekolah, Desa Oringbele, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur.
Workshop ini menghadirkan narasumber Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr., Guru Penggerak Angkatan 2 sekaligus Pengajar Praktik Angkatan 6, dan alumnus Pendidikan Profesi Guru tahun 2021.
Kepala SDK Witihama, Mikhael Boro Bebe, S.Ag menjelaskan bahwa workshop ini digelar dengan tujuan agar para gurunya dapat mengetahui secara teoritis dan praktis tentang pembelajaran berdiferensiasi yang menekankan pada pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik. “Kebutuhan belajar peserta didik meliputi profil atau gaya belajar peserta didik, minat atau hobi peserta didik, dan kesiapan belajar atau kemampuan pengetahuan peserta didik,” jelasnya.
Dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas, dia menghharapkan agar siswa mampu untuk lebih dalam memahami pengetahuan, keterampilan, dan sikap. “Karena pembelajaran telah didesain oleh guru sesuai kebutuhan peserta didik tersebut,” ujarnya.
Menurut Boro Bebe, pembelajaran berdiferensiasi sebenarnya merupakan roh dasar pembelajaran dari Kurikulum Merdeka. “Akan tetapi pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan pada kurikulum apapun, termasuk kurikulum 2013, sebagaimana yang dilaksanakan di SDK Witihama ini,” tandasnya.
Seorang Guru SDK Witihama, yang juga peserta workshop, Ervita Lamatokan, S.P. menuturkan bahwa
Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi yang diikutinya sangat menarik. “Narasumber memberikan materi secara terperinci disertai dengan contoh-contoh praktis. Misalnya, dalam pembuatan perangkat pembelajaran, narasumber menampilkan salah satu contoh perangkat pembelajaran lalu menjelaskan tentang teori perancangan perangkat pembelajaran tersebut. Hal ini membuat para guru mudah paham terhadap perancangan perangkat pembelajaran tersebut,” ujarnya.
Tidak hanya itu. “Narasumber juga memberikan aplikasi-aplikasi yang diunduh pada android yang memudahkan guru dalam pembelajaran. Setelah diberikan, narasumber juga menuntun para peserta untuk mengoperasikan aplikasi tersebut. Peserta merasa sangat terbantu karena cara mengoperasikan aplikasi tersebut sangat mudah,” papar Ervita Lamatokan.
Narasumber workshop Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr., menguraikan bahwa Pembelajaran berdiferensiasi terilhami dari filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara yakni menghamba kepada murid.
Ya, “Filosofi ini berarti guru harus bisa melaksanakan pembelajaran sesuai kebutuhan belajar peserta didik. Kebutuhan belajar peserta didik ini bisa diketahui oleh guru setelah guru melakukan asesmen diagnostik atau pemetaan kebutuhan belajar,” ujarnya.
“Dari data inilah, guru dapat membuat bahan ajar sesuai kelompok peserta didik, misalnya auditory dalam bentuk video pembelajaran, visual dalam bentuk buku teks, dan kinestetik dalam bentuk poster,” imbuh Soleh Kadir. Selain itu, kata dia, dalam pembelajaran, guru tidak lagi berceramah di depan kelas melainkan melakukan bimbingan dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik lalu peserta didik berdiskusi menyelesaikan masalah dalam Lembar Kerja. “Selanjutnya, peserta didik membuat produk hasil diskusi kelompok,” tandasnya.(*/AN-01)
Luar biasa. Tetap semangat guru2 hebat