Anton Tolok Halimaking (37) adalah sahabat difabel. Terlahir sebagai sulung dari empat bersaudara, saat kecil Anton sehat layaknya anak-anak lain seusianya. Pertumbuhan fisiknya normal. Bisa membaca dan menulis hanya bicaranya sedikit cadel. Suatu hari, Anton remaja yang sering membantu bapaknya di kebun, entah mengapa menyemprot nyamuk di rumahnya dengan obat pembasmi hama.
“Dia semprot nyamuk pake pembasmi hama. Dan dia keracunan. Sejak itulah, Anton sering kejang-kejang. Sudah berobat kemana-mana namun tidak juga sembuh,” ujar Aloysius Arakian Halimaking, ayah Anton. Laki-laki kurus ini mengaku akhirnya pasrah saja menerima kondisi anak sulungnya ini, setelah lelah dengan berbagai upaya penyembuhan, termasuk obat-obatan dari Malaysia.
Saya menemui keluarga ini di kediaman mereka di Dusun 1, Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Januari 2021. Ketika itu, bersama Ketua Forum Peduli Kesejahteraan Difabel dan Keluarga (FPKDK) Kabupaten Lembata, Ramsya Langoday dan beberapa anggota, kami membawa bingkisan untuk Anton dan sahabat difabel lainnya di Desa Kolontobo.
Anton, kata ibunya, Veronika Kewa, adalah anak rajin. Pekerja. Tidak bisa diam. Saban hari, Anton selalu di rumah menekuni pekerjaan membuat cincin dari uang logam Rp 500. Dengan batu, hamer, kikir, kertas pasir, tang bahkan sandal jepit bekas, Anton merubah uang logam menjadi cincin. Cincin nikah, kata Anton. Cincin buatannya memang mengkilap seperti emas. Banyak orang tentu tak mengira jika itu dibuat dari uang logam.
Kata ibunya yang menemani kami saat itu, Anton sudah menyelamatkan banyak pasangan yang ingin menikah dan kesulitan uang untuk membeli cincin emas. “Mereka hanya kasih uang 500 rupiah kalau ada. Harga cincin Rp 50 rb satu pasang. Mereka yang mau nikah tapi tidak bisa beli cincin emas, biasanya minta Anton buat, “ujarnya.
Sahabat difabel ini mandiri. Tekun. Rajin dan tampak ceriah. Selalu menjawab pertanyaan dengan senyum ramah. Kebahagiaan taidak bisa disembunyikan saat kami antusias melihat cincin buatannya lalu membeli beberapa. Kami juga berjanji akan datang lagi menemuinya. Membangun mimpi bersama agar punya peralatan kerja yang lebih memadai dan berjuang mewujudkan mimpi menjadi difabel pengrajin yang sukses.
***
Rabu (17/02/2021) sekitar pukul 07.00 wita, sahabat difabel Anton ditemukan sudah tidak bernyawa dalam sumur di Dusun 1 Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Semalaman, tutur Sebas Muri, salah seorang kerabat dekat almarhum, Anton mendadak hilang dari kediamannya di Dusun 2, sekitar pukul 22.00 wita. Saat itu dia makan sementara ayahnya yang selama minggu ini cukup ketat menjagai Anton, sedang mandi.
“Begitu dengar Anton hilang dari rumah, seluruh warga kampung mencari namun baru ditemukan pagi hari di sumur yang ada di Dusun 1,” tutur Muri
Selama ini, Anton sehat. Namun dalam minggu ini, sakit epilepsinya sering kambuh dan dia selalu kerasukan. Saat begitu, Anton biasanya lari keluar rumah. Bahkan almarhum sudah bicara kematian dan keinginan untuk mati. “Saat begitu, dia lari sangat kencang dan dia sangat kuat. Kami biasanya kejar dan bawa pulang dia. Nah tadi.malam, bapanya pas sedang mandi dan saat itu Anton sedang makan,” tutur Muri.
Beberapa saat setelah mengetahui anaknya tidak ada, ayah Anton langsung mencari bersama keluarga lain dan akhirnya seluruh warga desa mencari. Piring makan ditemukan agak jauh dari rumah tetapi Anton sendiri baru ditemukan pagi hari.
Sumur tua tersebut, dibuat 37 tahun silam dengan kedalaman 12 meter dan diameter 2 meter. Sebagian sumur ditutup dengan seng dan disisakan sebagian untuk menimba air. Ini kali keduanya sumur tua itu menelan korban. Pernah sekitar tahun 1990, seorang anak SMP ditemukan tewas di dalamnya.
Saat ditemukan, Anton dalam posisi seperti jongkok dalam sumur. Saat itu, seorang ibu Felicia hendak mengambil air namun timba seperti berat dan tidak bisa naik. Penasaran, ibu ini melongok ke dalam dan melihat ada orang. Dia lalu berteriak memberitahukan apa yang dilihatnya.
Di rumah duka, kedua orangtua Anton terus menangis. Seperti enggan menerima kepergian Anton selamanya.
“Tapi keluarga menerima bahwa kematian ini wajar. Tidak ada indikasi tindak.kekerasan. Kami sudah tandatangani surat keterangan kematian tadi dari kepolisian,” ujar kerabat almarhum.Anton.
Selamat jalan, sahabat! Kau menginspirasi.(Fince Bataona)
Nana, selamat jalan.
Bahagialah di rumah abadi 🙏
Turut berdukacita yg Mendalam 🙏🙏😭