Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Dan, salah satu yang dipilih itu adalah anak pengembala ternak dari Ohe, Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Sejak 1 Oktober 2022, ia telah ditahbiskan oleh Monsigneur Vinsensius Sensi Protokoa, Uskup Agung Ende, menjadi pastor gereja Katolik ordo Serikat Sabda Allah (SVD) di Ledalero, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Nama lengkapnya pun berubah jadi RP. Marselus Soge Lamatapo, SVD.
Akrabnya, disapa Selo Lamatapo. Ya, Pater Selo Lamatapo, SVD. Ia lahir di Ohe, Desa Kolontobo, dari rahim Maria Kewa, pada tanggal 31 Juli 1992. Ayahnya, Feliks Bali Lamatapo adalah seorang petani yang dikenal masyarakat setempat sebagai penggembala kuda.
Sejak kecil Pater Selo Lamatapo, SVD hidup dalam keluarga sederhana, bersama dua saudarinya, Katarina Deran dan Fransiska Romana Deran. Dua saudara lelakinya, Vinsensius Nilo dan Bernardus Boro lebih dulu berpulang ke pangkuan Illahi. Maka, sebagai satu-satunya anak lelaki Feliks Bali Lamatapo dan Maria Kewa, ia menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk terus menjalani panggilan menjadi imam Katolik.
Tapi, kawan-kawan seangkatannya di TKK Nubaduli, Ohe (1997-1999), SD Inpres Ohe (1999-2005), SMPN 1 Ile Ape (2005-2008) hingga SMA Seminari San Dominggo (Sesado) Hokeng (2008-2012), sudah melihat kesungguhannya untuk menjadi imam. Mantan ketua OSIS SMA Sesado Hokeng ini memang tak mudah digoda. Diajak minum mabuk ataupun merokok selalu ditolak. Dia punya prinsip hidup yang teguh, dan tak mau tergiur untuk sekedar memenuhi selera seusianya.
Setamat SMA Sesado Hokeng, Selo memilih novisiat Sang Sabda di Kuwu, Ruteng, Manggarai (2012-2014). Dan, pada tanggal 15 Agustus 2014, ia menerima kaul pertama di novisiat Sang Sabda Kuwu, Ruteng.
Selanjutnya, Selo mengikuti pendidikan filsafat dan teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik di Ledalero, Maumere (2014-2018). Boleh jadi, kegemarannya menulis mengantarnya untuk menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Surat Kabar Harian Umum Flores Pos di Ende, selama dua tahun, 2018-2019. Dan, pada tanggal 15 Agustus 2020, ia menerima kaul kekal di Ledalero, Maumere.
Sejumlah sobat karib seangkatannya memilih mundur. Tapi, Selo tetap teguh di jalan panggilannya. Ia melanjutkan studi program magister teologi kontekstual di kampusnya yang kini berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Filfasat dan Teknologi Informasi Ledalero, Maumere.
Menariknya di tengah kesibukan menuntaskan studi magisternya, Selo menerbitkan sebuah buku antologi cerpen berjudul Penggali Sumur. Buku berisi 15 cerpen ini ikut diendors oleh sosiolog Indonesia, Ignas Kleden, dengan catatan prolog dari Pastor Paroki Roh Kudus Detukeli, Keuskupan Agung Ende, RP. Charles Beraf, SVD. Judul buku yang dipungut dari judul cerpen Penggali Sumur itu pernah tayang di edisi cetak Harian Media Indonesia, Jakarta.
Dan, uniknya, setelah ditahbiskan Mgr. Vinsensius Sensi Protokoa menjadi daikon pada 5 Juni 2022, Selo kembali menjalani praktik diakonat di Paroki Roh Kudus Detukeli selama tiga bulan, Juni – September 2022.
Pater Selo Lamatapo, SVD memang tak sekedar seorang rohaniwan Katolik. Dia juga seorang sastrawan muda berkat. Masih begitu banyak goresan pena, baik puisi maupun cerpen yang belum sempat dibukukan.
Hari ini, 6 Oktober 2022, Pater Selo Lamatapo, SVD akan menggelar misa perdana atau misa sulung di kampung halamannya, persisnya di Lapangan Sepakbola Parako, Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Dia sudah menjatuhkan pilihan menjadi misionaris Katolik di luar negeri. Maka, Pater Selo Lamatapo, SVD akan menjalani tugas pastoralnya di Amazon, Brasil. Semoga dari Brasil, karya-karyanya dapat diterbitkan kembali menjadi buku. Semoga. Selamat berkarya adinda Pater Selo Lamatapo, SVD, sang Penggali Sumur, anak si pengembala kuda dari Ohe, Desa Kolontobo, Ile Ape, Lembata. (freddy wahon)
Apresiasi buat penulis muda bekbakat. Senang membaca tulisan penamu.
Selamat bertugas Sang Penggali Sumur. Semoga sukses dalam tugasmu sebagai penggembala umat di azom – Brasil.