Ada banyak rasa bercampur dalam dada ketika seseorang purna tugas. Apalagi, itu terjadi dalam keadaan sehat, segar dan bugar. Bangga dan bahagia itu dua rasa yang pasti ada. Keduanya tentu dominan memenuhi rongga dada setiap manusia yang mengalaminya.
Itulah yang terjadi pada seorang Markus Kwihal, SKM. Sosok pemimpin yang bersahaja dan selalu bersemangat itu telah tiba di garis finish dalam pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Lembata.
Markus –demikian pria pemilik zodiak gemini itu biasa disapa– lahir di Karangora, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, 12 Juni 1964 silam. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di kampung halamannya, ia berpetualang ke Denpasar, Bali. Petualangan ini didorong oleh tekadnya yang sangat kuat untuk melanjutkan pendidikan. Tekad itu didasari oleh pesan kedua orangtuanya.
“Markus, kalau engko (engkau-Red) tidak sekolah maka siap kerja kebun seperti Bapa dan Mama ini,” kata sang ayah, waktu itu.
Kata-kata ini pula yang sering terngiang di telinganya semasa sekolah. Bahkan kemudian menjadi bahasa motivasi bagi “anak buahnya” di manapun ia bertugas.
Di Pulau Dewata, Markus menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Pembantu Penilik Hygiene, sebuah lembaga pendidikan setara diploma satu Kesehatan Lingkungan pada masa itu. Tentu dengan prestasi akademik yang gemilang.
“Karena kalau tidak bersinar gemilang, itu bukan Markus,” kisahnya berseloroh diikuti tawa anak buahnya di ruang Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Lembata pada suatu siang.
Bermodal kompetensi yang dimiliki pasca menempuh pendidikan, Markus kemudian mengadu nasib ke Timor Leste, dulu jadi Provinsi Timor Timur.
Tanggal 1 Maret 1987 adalah waktu yang terindah dan tak bisa terlupakan olehnya. Saat itulah, ia diangkat sebagai ASN pada Dinas Kesehatan Provinsi/Daerah Tingkat I Timor Timur.
Tak lama berselang, tepatnya pada 1 Agustus 1987, ia mendapat kepercayaan menjadi Kepala Puskesmas Oesliu, Kabupaten Ambeno. Karirnya terus bersinar. Dimana tepat tiga tahun sesudahnya ia dipercayakan untuk menduduki jabatan Kepala Sub Seksi Peranserta Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ambeno.
Waktu terus berlalu. Tak terbayang sebelumnya, Lewotana/Leu Auq Lembata memanggil kembali putra kesayangannya yang terkenal tegas dan disiplin ini.
Tepat pada 3 Januari 2000, Markus mutasi ke Lembata dan langsung dipercaya menjadi Pejabat Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.
Selang dua tahun mengabdi untuk Lembata, Markus mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Tamalatea, Makasar adalah pilihannya untuk maksud tersebut.
Tahun 2006, ia kembali membawa ‘kado’ kesuksesan untuk keluarga dan masyarakat Lembata. Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) telah patut ia sandang sejak saat itu.
Di Lembata, Markus juga selalu mendapat amanah dan kepercayaan menduduki jabatan-jabatan pemerintahan. Beberapa di antaranya adalah kepala bidang Kesga PKM, kepala bidang Kesehatan Masyarakat, kepala bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan.
Selain itu, ia juga dipercaya menjadi kepala bidang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup. Pun, kepala bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Tepat di usianya yang ke-58 tahun ini, Markus mengakhiri masa tugasnya dengan meninggalkan sejumlah kesan terbaik. Karakternya yang terbuka dan supel membuatnya punya banyak teman. Di mata para sahabatnya, ia adalah panutan yang dapat diandalkan.
Terlebih karena ia telah sanggup menjadi suami yang setia bagi sang istri, Yuiana Letek Karangora. Ia juga telah sangat bijak menjadi ayah bagi tiga putra, Ferdinando Adolfus Patimaran Elaman, Andre Aleksandro Tenang Elaman dan Adrianus Ealaman serta seorang putri, Maria Dionisia Peni Elaman.
Dalam sambutannya pada acara pelepasan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Drs. Bala Warat Gabriel, MM tak henti-hentinya berterima kasih kepada ‘Sang Guru’.
“Pak Markus punya banyak pengorbanan untuk Lewotana Leu Auq khususnya dalam bidang kesehatan. Kita patut mengucapkan limpah terima kasih. Dan, hari ini kita harus bergembira atas semua berkat ini,” tuturnya sembari tersenyum.
Hal serupa juga terbersit di hati dan pikiran para staf. “Bapa Markus sudah menjadi cahaya dan membagikan cahaya dirinya kepada orang lain terutama kami para stafnya. Terima kasih banyak Bapa Markus,” ujar Maria B. K. Beyeng, SKM saat menyampaikan pesan dan kesan mewakili semua staf Dinkes Kabupaten Lembata.
“Bapa Markus adalah ayah dan teman terbaik. Saya banyak belajar dari beliau,” ungkap Apolonius Beling, SKM, salah seorang staf yang dikenal dekat dengannya.
Selamat menikmati masa pensiun. Cincin paripurna telah dikenakan padamu sebagai tanda hormat atas semua jasa dan pengabdianmu sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tetap sehat, bahagia dan sukses selalu dalam seluruh perjalanan hidupmu. (Darko King)