“Buatlah ular tembaga, taruhlah pada sebuah tiang, maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihat, akan tetap selamat” (Bil. 21:8)
Selasa, 05 April 2022
Bil. 21:4-9; Yoh. 8:21-30
Prapaskah V
Tidak mudah melewati masa sulit di padang gurun. Tiada roti, tiada daging berlemak, tiada air. Hanya mana hambar yang membosankan. Bangsa Israel lepas kontrol dan berontak melawan Musa dan Allah. Mempersalahkan keputusan untuk pergi dari Mesir. Untuk apa pergi, jika hanya untuk mati karena lapar dan haus di padang gurun.
Allah mengirim ular tedung (petaka) ke tengah orang Israel, jadi peringatan. Ketika ular memagut mereka, bahkan banyak dari mereka yang mati. Mereka mulai sadar bahwa mereka bersalah, telah berontak terhadap Allah.
Mereka mengakui salah mereka. Dan, memohon melalui Musa agar Allah membawa pergi ular yang mematikan itu dari tengah mereka. Allah mendengar mereka, tetapi pilihan Allah berbeda. Allah tidak memusnahkan ular itu, agar mereka tetap waspada dan tidak mengulang lagi kesalahan yang sama.
Akan tetapi Allah memberi jaminan, bahwa tiap orang yang dipagut ular tidak akan mati, jika ia memandang ular tembaga di tiang tinggi.
Kita juga sering diperingatkan Allah lewat pengalaman sakit, kegagalan, musibah, atau masalah kehidupan lainnya. Bahkan kurang lebih tiga tahun, kita sedang diperingati melalui wabah virus Corona. Masa sulit yang telah membungkam kesombongan dunia.
Di padang gurun, jaminannya ular tembaga di tiang tinggi. Saat ini, jaminnya adalah salib Tuhan. Allah telah meninggikan Putra TunggalNya di Salib, untuk menyelamatkan kita. Hendaknya kita setia memandang Dia yang tersalib dalam doa, agar kita mengerti arti cinta, kesetiaan, dan pengorbanan Tuhan bagi kita. Supaya kita tahu mengucap syukur.
Satu hal yang kita ingat, Tuhan tidak meniadakan ular. Artinya bahwa cobaan dan peringatan Tuhan akan tetap ada. Bahkan semakin dekat Tuhan, ujian semakin banyak bahkan semakin berat. Tinggal saja bagaimana kita menyikapinya dengan iman.
Apa kita sabar dan pasrah pada kasih Allah, atau memberontak, mempersalahkan Tuhan dan menjauh dari Allah.
Tuhan memberkati kita. Amen.***
“Hendaklah kita setia memandang Dia yang tersalib dalam doa” Amin…trimakasih tuan renungannya.
Amin
Kita semua hendaknya setia memandang Yesus yang tersalib dikedalaman hati kita masing-masing lewat doa-doa secara khusuk dan intens, agar kita mengetahui inti arti cinta, kesetiaan, dan pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita dalam mengampai Paskah Kebangkitan yang Jaya sembari bersyukur dan berterima kasih.