Oleh: Ewaldus Onesianus Kaur
Mahasiswa Teknik Sipil Unika Santu Paulus Ruteng
Komunikasi selalu menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Sebelum era digital, komunikasi menggunakan cara-cara konvensional sebagai medium dalam sebuah komunikasi. Sekarang, kemajuan teknologi dan informasi, komunikasi lebih mudah dilakukan oleh manusia. Manusia meninggalkan cara lama dan serentak memanfaatkan cara baru dengan proses digital.
Hadirnya media sosial menjadi jembatan bagi manusia untuk lebih mudah berkomunikasi. Media-media sosial, seperti Twitter, Facebook, WhatsApp, TikTok, dan Instagram telah banyak mempermudah penyebaran dan pertukaran informasi dalam kehidupan bersama. Menurut Data Digital 2023: Indonesia yang dipublikasikan oleh We Are Social dan Meltwater pada 9 Februari 2023: Global Report Overview menyebutkan, ada 162 juta penggunaan media sosial di Indonesia atau 60,4% dari 276,4 juta penduduk. Dari jumlah itu, 119,9 juta pengguna Facebook, YouTube 139 juta penduduk, Instragram 89,15 kita orang, Tik Tok 109,9 juta orang, dan Twitter 24 juta orang.
Namun, ada sesuatu yang ganjal. Data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan data kasus ujaran kebencian dalam ruang digital sebanyak 3600 kasus. Inilah fakta dan kenyataan bahwa kita belum menggunakan bahasa yang baik dalam media sosial. Karena itu, tulisan ini melayangkan satu poin tentang pentingnya untuk memperhatikan bahasa dalam media sosial.
Bahasa menjadi unsur penting dari komunikasi yang dibangun. Terjadinya komunikasi yang komunikatif sejauh mana manusia menggunakan bahasa yang baik. Apalagi sekarang dengan kehadiran media sosial yang begitu cepat dalam membantu manusia. Media sosial seperti ini memudahkan manusia. Bisa mendekat yang jauh tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Karena itu, pentingnya menggunakan bahasa yang baik dalam melakukan komunikasi di media sosial. Kecepatan dalam membagikan informasi dalam komunikasi membuat setiap orang lebih cepat mengakses dan memperolehnya.
Bahasa memiliki fungsi bagi kehidupan manusia . Fungsi ini juga yang menjadi alasan kenapa pentingnya berbahasa yang baik di media sosial dalam sebuah komunikasi. Dalam buku berjudul, Bahasa Indonesia Identitas Kita, ditulis oleh Yohanes Orong, melayangkan beberapa fungsi bahasa, yaitu untuk menyampaikan informasi, untuk menyalurkan perasaan dan sikap serta gagasan, untuk membaurkan diri dengan orang lain, dan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Bahasa bisa mempengaruhi setiap orang yang meliputi aspek kognitif, konatif, dan afektif (Kompas, 12 April 2023). Inilah yang menjadi alasan di media sosial harus menggunakan bahasa yang baik.
Efek kognitif mengacu pada informasi apa yang diperoleh dari sebuah komunikasi. Informasi yang diperoleh seseorang di media sosial tergantung penggunaan bahasa. Bahasa yang baik dan benar akan merekat hubungan sosial dalam kehidupan bersama. Artinya, bahasa tersebut mengandung nilai-nilai moral bagi orang lain yang turut terlibat dalam media sosial.
Beda halnya ketika orang menggunakan bahasa yang tidak santun dalam media sosial. Hal itu akan membidani konflik dalam kehidupan bersama. Bahasa yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa justru merusak hubungan sosial dalam kehidupan bersama karena kurangnya kesantunan dalam berbahasa.
Kemudian aspek konatif berhubungan dengan tindakan yang dilakukan oleh seseorang setelah mendapatkan informasi dalam sebuah komunikasi. Bahasa memiliki kekuatan untuk menggerakkan seseorang dalam melakukan hal baik atau buruk. Semuanya kembali pada aspek kognitif tentang informasi yang diperoleh dalam komunikasi. Terakhir, aspek afektif yaitu pelibatan perasaan atau faktor psikologis dari komunikasi yang dilakukan baik senang, gembira, sedih dan sebagainya.
Setiap orang bisa mulai dari diri sendiri untuk berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Dalam kehidupan bersama baik agam, politik dan institusi lainnya harus menggunakan bahasa yang baik kepada publik. Sebab, institusi-institusi ini dapat menggerakkan masa hanya melalui bahasa yang terkandung dalam sebuah komunikasi.
Lebih spesifiknya, tokoh-tokoh agama yang menjadi garda terdepan untuk menjadi teladan dalam berbahasa yang santun. Tokoh agama termasuk salah satu orang berpengaruh dalam kehidupan bersama. Begitu juga dengan aparatur negara untuk berkomunikasi dengan baik dalam media sosial. Kehadiran aparatur negara juga memberikan kontribusi untuk mengarahkan setiap warga negara dalam berbahasa yang baik dan benar di ruang media sosial.***