Senin, 20 Nopember 2023
1Mak.1:10-15.41-54-57.62-64 ; Luk.18:35-43
Pekan Biasa XXXIII
“Tuhan, semoga aku melihat”
(Luk.18:41)
Setiap problem butuh solusi. Sebagaimana harapan orang buta. Semoga ada tabib yang mampu memelekan matanya. Dan ia boleh melihat. Bagai gayung bersambut. Yesus lewat dan ia merminta, “Yesus anak Daud, kasihanilah aku”.
“Apa yang kauinginkan Ku perbuat bagimu?” Jawabnya, “Tuhan, semoga aku melihat!”. “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkanmu”. Orang buta sembuh seketika. Ia melihat, berkat imannya kepada Tuhan. Ia melihat betapa indah semesta dan betapa dasyat karya Allah atas dirinya.
Kata-kata si Buta, hendaknya menjadi doa kita juga. “Tuhan, semoga kami dapat melihat”. Pertama-tama, melihat rahmat dan berkat Allah dalam hidup ini. Agar kita selalu rendah hati, taat beriman, tahu bersyukur, dan tidak menyimpang ke jalan dosa.
Kedua, melihat diri, jujur meyadari kekterbatasan insani, menyesali salah dan dosa yang sering terulang, meniatkan tobat dan berbenah. Tobat dan pembaharuan diri memampukan kita melihat dengan mata baru, dengan cara pandang baru, menyerupai mata Yesus.a
Ketiga, mata terbuka, agar melihat kesulitan sesama, mengerti dan memahami harapan mereka, agar dengan ringan tangan menolongnya. Mata yang terbuka, akan selalu mengetarkan dan menggerakan hati untuk peka, peduli dan berempati, menjadi bagian dari kesulitan dan perjuangan hidup sesama.
Sering kita seolah-olah buta, tertutup mata dan hati. Enggan melihat dan acuh tak acuh, bahkan tak mau peduli pada sesama. Maka ucapkan dan doakan selalu kata-kata si Buta “Tuhan, semoga aku melihat!”, agar kita tidak egois dan mati rasa.
Tuhan memberkati. SALVE.***
RD Wens Herin
Amin.
Terimakasih renungan ya…
Tuhan semoga aku dapat melihat🙏