Aksinews.id/Jakarta – Ketua Bappilu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno sampai geram dengan hasil survei Populi Center yang memprediksi pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka menang satu putaran di Pilpres 2024. Pasalnya, survei internal partainya malah memberikan hasil berbeda, bahkan bertolak belakang.
Ya, “Data kami tidak menunjukkan seperti itu. Data kami menunjukkan, data kami internal yang tidak pernah kami publish bahwa persaingannya ketat dan Ganjar-Mahfud unggul,” kata Sandiaga saat ditemui usai pembekalan caleg PPP se-Indonesia di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/11/2023) sore.
Data internal yang memang tidak mau diungkap ke publik itu justru berbeda dengan hasil temuan survei Populi Center. Dia bilang, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD justru unggul di atas Prabowo-Gibran.
Meski geram, Sandiaga tidak menampik Ganjar-Mahfud harus kerja keras memenangkan hati masyarakat Indonesia dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.
“Jadi, kita jangan sampai memberikan informasi yang salah kepada para caleg, justru membangkitkan semangat para caleg,” katanya.
Lebih lanjut, Sandiaga mengaku enggan menjelaskan secara rinci posisi keunggulan Ganjar-Mahfud. Hal yang pasti, hasil survei masih terus bersaing ketat.
“Per hari ini kita enggak tahu berapa, tapi angka survei ini saling boleh kita proyeksikan persaingan akan ketat,” pungkasnya.
Sebelumnya, pasangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka semakin di atas angin. Angin segar bagi kolaborasi Menteri Pertahanan dan Walikota Solo ini datang dari hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Populi Center.
Peneliti Populi Center, Hartanto Rosojati menjelaskan pasangan Prabowo – Gibran dianggap sebagai pasangan yang paling mungkin menang dalam satu putaran.
“Dari tiga pasangan capres-cawapres, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dianggap sebagai pasangan yang paling mungkin menang dalam satu putaran,” ujar Hartanto dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).
Dalam hasil survei simulasi tiga pasangan capres cawapres yang dilakukan oleh Populi Center pada periode 29 Oktober – 5 November 2023 tersebut, tingkat keterpilihan tertinggi adalah Prabowo – Gibran dengan 43,1 persen.
Disusul pasangan koalisi PDIP Ganjar Pranowo – Mahfud MD dengan perolehan 23 persen dan duet Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan 22,3 persen.
Meningkatnya elektabilitas Prabowo tidak terlepas dari karakter kepemimpinan yang paling disukai oleh masyarakat. Tak hanya itu, respons publik terhadap Prabowo – Gibran juga baik, dibuktikan dengan sejumlah aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap paslon.
Di antaranya publik percaya pasangan Prabowo – Gibran mampu menjaga stabilitas keamanan dan harga bahan pokok di masyarakat jika diberikan amanah untuk menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya.
“Hasil menunjukkan, pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mendominasi di seluruh aspek yang ditanyakan, mulai dari pasangan yang paling mampu menjaga stabilitas keamanan, hingga mampu mengendalikan harga-harga,” ucap Hartanto.
Elektabilitas PDIP Tertinggi
Yang tak kalah menarik, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas PDIP paling tinggi dari simulasi 18 lambang dan nama partai yang diteliti. Hal ini terungkap dalam temuan survei tatap muka nasional yang dilakukan pada 27 Oktober sampai dengan 1 November 2023 perihal pemilihan anggota DPR jika dilakukan hari ini.
“PDI-P paling banyak dipilih 24,1 persen,” ungkap Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis surveinya, Minggu (12/11/2023).
Di bawah PDIP, ada Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen. Kemudian, Partai Golkar dengan angka 9,3 persen.
Selanjutnya, ada PKB dan Partai Nasdem yang bersaing ketat. PKB dengan 7,7 persen. Sementara Nasdem dengan 7 persen. Berikutnya, PKS memperoleh elektabilitas 6,2 persen. Di bawahnya ada Partai Demokrat 5,2 persen.
Lalu ada Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4,3 persen dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan angka 3 persen. Di bawahnya, ada partai non-parlemen yakni Perindo di posisi ke-10 dengan angka 1,5 persen. Ada delapan Partai Politik yang berada di bawah 1 persen, termasuk PSI yang dipimpin Kaesang Pangereb dengan 0,9 persen.
Kemudian, Partai Hanura dengan angka 0,6 persen dan Partai Gelora dengan angka 0,2 persen. Lalu, Partai Buruh dengan angka 0,2 Persen dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN) dengan 0,1 persen. Berikutnya, Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 0,1 persen dan Partai Ummat dengan 0 persen.
Burhanuddin menuturkan, belum ada perubahan signifikan terkait elektabilitas parpol dibanding survei yang digelar pada pertengahan Oktober lalu. “Kecuali Partai Demokrat yang agak meningkat dari sebelumnya. Nasdem juga cenderung meningkat, terutama setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan,” jelas Burhanuddin, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Dalam survei 16-20 Oktober lalu, elektabilitas Partai Demokrat 4,4 persen dan Partai Nasdem sebesar 6,8 persen.
Lebih lanjut Burhanuddin menuturkan, partai di bawah 4 persen dalam survei ini, belum tentu tak lolos perlemen. Menginat adanya margin of error dan adanya undecided voters sebanyak 14,9 persen.
Adapun survei ini dilaksanakan secara tatap muka dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden di 38 provinsi. Margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*/AN-01)