Aksinews.id/Kupang – Tim Kargo Bandara El Tari Kupang yang ikut mengupayakan pemulangan jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Tanahlein, Solor, Kabupaten Flores Timur, Agnes Peni Muda yang meninggal dunia di Malaysia, terus mengawal pemulangan almarhumah hingga ke kampung halamannya. Mereka benar-benar berusaha bekerja tulis dan tuntas.
Hal itu disampaikan Ardy Milik, salah seorang aktivis Tim Kargo yang menghubungi redaksi aksinews.id dari Kupang, Sabtu (10/6/2023), baik melalui pesan maupun telepon whatsapp terkait berita pemulangan Agnes Peni Muda.
Pasalnya, berita aksinews.id berjudul ‘Malam Ini, Jenazah Agnes Peni Muda PMI yang Meninggal Dunia di Malaysia Tiba Lewoleba dengan KM Bukit Siguntang’ merilis juga adanya “oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang berusaha mengais keuntungan dengan melakukan tipu muslihat terkait biaya pemulangan. Mereka bahkan mematok angka Rp30 juta sebagai biaya pemulangan. Syukurnya, pihak KBRI segera mengkonfirmasikan rencana pemberangkatan jenazah dari Malaysia, sebelum keluarga benar-benar memenuhi permintaan para pembohong.”
Menurut Ardy Milik, paragraf berita soal adanya tipu muslihat terkait biaya pemulangan cukup mengganggu Tim Kargo Kupang yang sebelumnya juga melakukan aksi penggalangan dana pemulangan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), termasuk rencana pemulangan Agnes Peni Muda. Namun redaksi aksinews.id menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah oknum-oknum yang meminta sejumlah uang pada keluarga Agnes Peni Muda alias Nona Neny Muda dengan alasan sebagai biaya pemulangannya.
Ternyata, papar Ardy, pemberitaan aksinews sebelumnya berjudul: ‘Mari Berdonasi untuk Pulangkan Jenazah PMI Agnes Peni Muda dari Malaysia, Butuh Dana Rp30 Juta’ disikapi berbeda oleh KBRI di Kuala Lumpur, Malaysia.
Melalui akun facebook Dubes Hermono KL, ditulis: “Orang sudah meninggal pun dieksploitasi untuk cari uang. Pemulangan jenazah sedang diurus oleh KBRI” bersama dengan link berita https://aksinews.id/2023/06/06/mari-berdonasi-untuk-pulangkan-jenazah-pmi-agnes-peni-muda-dari-malaysia-butuh-dana-rp30-juta/. Seolah-olah KBRI menohok Tim Kargo Kupang hendak mengeksploitasi pemulangan jenazah Nona Neny Muda.
Padahal, jelas Ardy, Tim Kargo sudah beberapa kali melakukan penggalangan donasi serupa dalam menangani kasus PMI non prosedural. “Selama ini kan kadang-kadang suster dan teman-teman harus mengeluarkan uang pribadi untuk membiayai pemulangan jenazah PMI non prosedural. KBRI selalu beralasan tidak punya uang. Jangan karena kasus seperti ini mulai mendapat perhatian Presiden, lalu seolah-olah KBRI selalu mengurus pemulangan PMI non prosedural,” ungkap Ardy kesal.
Kendati begitu, Ardy menegaskan bahwa Tim Kargo tidak akan patah arang sekalipun suara miring berdatangan, termasuk dari negara sekalipun. Ya., “Kalau prinsipnya kita, suara miring dari negara sekali pun tidak digubris selama jalan pada jalur,” tandasnya.
Dia hanya menyayangkan dampaknya pada jejaring yang sudah dibangun bertahun-tahun dengan susah payah. Ya, “Soalnya adalah dampak pada korban dan jejaring. Kerja ke depan yang sudah dibangun jejaringnya dengan susah payah, bisa runtuh karna hilang kepercayaan,” ujarnya, mengingatkan.
Lebih lanjut, Ardy Milik menuturkan bahwa Tim Kargo akan terus mengantar kepulangan jenazah Nona Neny Muda ke Tanahlein, Solor, Kabupaten Flores Timur. “Mungkin suster ikut antar, ama bisa ketemu suster untuk konfirmasi lebih lanjut,” ujarnya, melalui sambungan telepon whatsapp.
Dia juga mengharapkan agar jejaring kerjasama dengan tim media terus terbangun dalam mendukung upaya pemberantasan TPPO di NTT. “Kerjaan seperti ini tentu tidak bisa diselesaikan sendiri, harus berjejaring, termasuk dengan teman-teman media,” ucapnya.
Ardy juga mengaku memperoleh informasi adanya oknum-oknum yang telah memperdayai keluarga almarhumah Nona Neny Muda. “Keluarga sempat dua kali kirim uang tuh. Jumlah yang mereka minta juga sama, tiga puluh juta rupiah. Keluarga kirim tiga juta dan lima juta, dua kali jadi sudah delapan juta,” ujarnya, kesal.
Ulah oknum-oknum tersebut yang berimbas pada aktivitas kemanusiaan Tim Kargo Kupang ini. Dia mengharapkan agar semua pihak bisa saling berkoordinasi agar tidak menjadi korban penipuan, termasuk dengan melibatkan media. (AN-01)