Nama lengkapnya, Agnetis Da Noa. Dia seorang Guru Bahasa Inggris pada SMP Swasta Baipito, Kecamatan Ile Mandiri. Kini ia dipercaya menjadi Pimpinan Harian Simpul Inspirasi Kreasi Nusantara (SINKRON), sebuah komunitas yang digagas Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, 9 Januari 2023 silam.
Di awal pembentukannya, Maksi Masan mengatakan bahwa lembaga ini akan memfokuskan gerakan pada dunia pendidikan, literasi, seni, budaya, kepemudaan, pariwisata dan digitalisasi.
“Tidak ada struktur kepengurusan yang kaku. Dalam tubuh SINKRON hanya ada simpul-simpul Sumber Daya Manusia (SDM) yang saling memberi inspirasi dan berkreasi sebagai persembahan untuk Nusantara,” ujarnya.
“Kami akan menjaring orang-orang dengan mimpi yang besar, dan imajinasi yang kuat untuk saling berbagi dan belajar bersama. Kelak lembaga ini diharapkan sedikitnya akan menyerap tenaga kerja bagi generasi muda,” imbuh Maksi.
Dikatakan, SINKRON adalah komunitas milik keluarga yang secara struktur akan diisi oleh anak-anaknya kelak. Sebab, menurut Maksi, saat ini untuk mendapatkan lapangan pekerjaan sangat sulit. “Kita tidak melibatkan pihak lain secara struktur,” tandasnya.
“Komunitas ini akan diisi oleh anak-anak kami kelak. Sebab kita tidak tahu, peluang kerja kedepannya seperti apa. Untuk pihak lain, akan kita libatkan disesuaikan dengan kualifikasi pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki dalam menyukseskan sebuah program kegiatan. Kami memberi nama simpul karena orang orang yang akan kita libatkan nanti tidak lalu wajib bergabung tetapi sifatnya fleksibel. Program A akan melibatkan Tim A, program B akan melibatkan Tim B, dan seterusnya,” papar Maksi.
Agentis Da Noa yang diangkat oleh Pengagas Komunitas SINKRON sebagai Pimpinan Harian menyatakan, siap menjalankan kepercayaan sambil belajar untuk menyiapkan ruang belajar masa depan yang baik untuk anak-anak secara khusus, dan generasi muda Flores Timur pada umumnya.
“Saya belajar banyak dari suami, Maksimus Masan Kian tentang bagaimana mengorganisir sebuah komunitas dan organisasi. Kurang lebih enam tahun saya mendampingi beliau mengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Cabang Flores Timur dengan segala dinamikanya, dan saat ini sudah berjalan hampir 3 tahun mendampinginya dalam menakhodai Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur. Sudah saatnya melalui Komunitas SINKRON, fokus pengabdian juga dapat dikontribusikan untuk keluarga, sekaligus sebagai ruang belajar dan kerja kerja kreatif anak-anak kami kelak,” kata Netis, begitu ia akrab disapa.
Salah satu Penulis Buku Revolusi Mental Ala Guru dan Asal Usul Lewo ini mengatakan, selain program literasi dan budaya yang telah dijalankan, terobosan pertama yang akan dilakukan yakni mendirikan perpustakaan SINKRON dan mengadakan NGOPI (Ngobrol Pintar) SINKRON di akhir pekan.
“SINKRON secara struktur komunitas tidak bertanggungjawab ke atas atau ke bawah sehingga program kerja yang akan dijalankan benar-benar fleksibel dan menyesuaikan waktu dan kebutuhan riil,” kata Netis. (*/MMK)