Aksinews.id/Malang – Ini peristiwa langka. Seorang kepala desa (kades) di Malang, Jawa Timur, viral di media sosial gegara didemo warga desanya. Bukan karena sang kades melakukan kesalahan, tapi justeru warga menginginkan agar sang kades mau melanjutkan masa jabatannya untuk periode kedua.
Warga desa memaksa sang kades untuk maju periode kedua. Akhirnya, sang kades pun menjawab tuntutan warga. Endingnya si kades diciumi oleh warganya.
Peristiwa ini disebut terjadi di Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang. Kepala desa atau kades di sana didemo ribuan warga.
Berbeda daripada umumnya, ribuan warga itu diketahui demo lantaran Gaguk sosok Kades Kaliasri yang banyak dicintai warganya menolak untuk menjabat periode kedua.
Sontak saja video tersebut juga langsung jadi pusat perhatian publik.
Aksi unjuk rasa ini viral di media sosial, salah satu akun instagram @viralkak, Selasa (18/3/2023) yang memperlihatkan aksi warga meminta dengan tegas kepada Kepala Desa agar tetap menjabat, setelah masa jabatanya selesai.
Seperti diberitakan TribunJatim.com, aksi demo simpatik ini mendapat penjagaan ketat dari ratusan personel Polres Malang. Menurut informasi yang dihimpun, pria kelahiran 1972 ini dianggap sukses menorehkan prestasi besar sebagai kades di mata warganya.
Namun, Gaguk memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya enggan kembali dicalonkan untuk kedua kalinya. Alasan tersebut diketahui selama menjabat di periode pertama, dia tidak mau mengambil gaji.
Hasil dari pemanfaatan lahan bengkok seluas lebih kurang 12 hektare juga tidak dipakai untuk kepentingan pribadinya. Gajinya ia berikan untuk kepentingan rakyat dan desanya. Gaguk sendiri dikenal memang jauh dari kesan formal sebagai sosok kades. Misalnya, saat ke kantor, dirinya nyaris tidak pernah berseragam.
Selain itu, untuk menuju kantor desa dari rumahnya yang berjarak lebih kurang 500 meter, dia memilih naik sepeda onthel. Hal ini yang membuat Gaguk menjadi kades yang dicintai warganya, ia tidak mau mengambilnya gajinya sebagai kades.
Diketahui, Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Malang akan berlangsung pada September 2023.
Melihat desakan warga yang begitu antusias mendukungnya, Gaguk pun terharu hingga meneteskan air mata karena melihat begitu besar kecintaan warga kepadanya. Akhirnya dengan berat hati ia pun Gaguk mengabulkan keinginan ribuan warga yang memadati balai desa.
Sambil terbata-bata menahan tangis haru, Gaguk pun akhirnya mengucapkan bahwa ia bersedia kembali dicalonkan untuk kedua kalinya. “Dengan mengucap Bismillah, saya siap untuk maju ke periode selanjutnya,” ucap Gaguk.
Ucapan kesediaannya itu pun sontak disambut sorak gembira dari warga pendukungnya. Mereka pun segera meminta Gaguk menandatangani surat kesediaan untuk dicalonkan kembali.
“Hidup Pak Gaguk!” pekik warga kompak.
Menurut informasi yang dihimpun, selain menjabat sebagai Kades Kaliasri, sosok Gaguk ini juga ternyata diketahui memiliki usaha tebu. Hal ini terlihat dalam Intagram @viralkak, pria kelahiran 1972 ini disebut sebagai bos tebu.
Kisah Gaguk Kepala Desa Kaliasri viral di media sosial didemo ribuan warga karena menolak jabat dua periode sebagai Kades.
Di tahun 2022 lalu, video salah satu calon kades di Kabupaten Pemalang yang diklaim dibiayai warganya secara gotong-royong viral di Instagram. Dalam video yang diunggah akun @fakta indo, diterangkan sang calon Kades bahkan mendapat kiriman jajan, gula, teh, kopi, dan barang-barang lainnya dari warga.
Belakangan diketahui calon kades tersebut adalah Supriyanto. Supri mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Kabupaten Pemalang di desa Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Dalam Pilkades tersebut, Ia mendapat nomor urut 01 dan akan “bertarung” melawan dua kandidat lainnya, yakni Nur Janah dan Abdul Hamid pada Pilkades di desanya pada Minggu (9/10/2022) silam.
Supri membenarkan ada gotong-royong warga yang menyumbang harta benda untuk kampanyenya pada Pilkades di Desa Kertosari. Dirinya bahkan merasa terharu dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantunya.
“Saya terharu betul, apalagi saat pengundian nomor urut semua datang dan saya tidak memberikan biaya apapun. Mereka secara ikhlas mendukung saya dan saya juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujarnya.
Menurutnya, yang dilakukan pendukungnya tersebut semata-mata ingin calon yang didukungnya tidak punya beban untuk mengembalikan uang biaya kampanye. “Warga ingin merubah paradigma bahwa Pilkades hanya sekedar politik uang atau ‘money politic untuk memenangkan calonnya’,” ungkapnya, dilansir TribunJatim.com.
Terkait video viral di Instagram, Supriyanto menyampaikan, bahwa video tersebut diambil saat momen pengambilan nomor urut dan penyampaian visi misi di balai desa. Bahkan dirinya juga baru tahu video tersebut viral dari salah satu relawan pendukungnya.
Saat dikonfirmasi, salah satu warga Kertosari pendukung Supriyanto, Imam mengaku rela menyumbangkan materi dan tenaga untuk Supriyanto. Di matanya, Supriyanto adalah sosok calon pemimpin yang baik dan senang berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan.
“Setiap malam saya menjaga lingkungan saya untuk memastikan suara pendukung Supriyanto,” tegasnya. (*/AN-01)