Aksinews.id/Jakarta – Boleh jadi inilah alasan mengapa tiga koalisi partai politik yang sudah terbentuk belum juga mengumumkan pasangan capres-cawapresnya. PDI Perjuangan memastikan membentuk koalisi partai untuk mengajukan pasangan Capres-cawapres, yang akan diumumkan Megawati Soekarnoputri pada bulan Juni mendatang.
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah memastikan bahwa partai berlambang kepala banteng moncong putih itu akan berkoalisi dengan partai politik (parpol) lain dalam menghadapi gelaran pesta demokrasi.
“Kami pasti akan bergotong royong bersama-sama, enggak mungkin kami akan sendirian,” tandas Said.
Ini yang bikin konstelasi menuju Pilpres 2023 mendatang menjadi makin menarik. Saat ini, sudah ada tiga koalisi partai politik yang ramai di media. Koalisi Perubahan bentukan NasDem, Demokrat dan PKS mengusung Capres, Anies Baswedan. Berikutnya, koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, dua parpol -Gerindra dan PKB, mengusung Capres Prabowo Subianto. Dan, terakhir koalisi Indonesia Baru (KIB) bentukan Golkar, PPP dan PAN, yang mengkampanyekan Capres Airlangga Hartato.
Dari tiga koalisi itu, baru Gerindra dan PKB yang membentuk sekretariat bersama. Dua koalisi lainnya masih belum menjadwalkan kapan akan mendeklarasikan koalisinya dan mengumumkan pasangan capres-cawapresnya. Anies Baswedan sendiri belum mengumumkan pasangan cawapresnya, kendati tiga partai pengusungnya sudah sepakat mengajukannya sebagai Capres.
Jika PDI Perjuangan sukses merangkul satu parpol, maka bisa dipastikan koalisinya akan bubar. Pasalnya, ambang batas 20 persen perolehan kursi atau 25 persen perolehan suara Pilleg tidak akan terpenuhi jika ada parpol yang keluar dari koalisi. Ketiga koalisi memiliki ancaman yang sama. Hanya Gerindra-PKB yang tampaknya sulit dibongkar. Tapi, dua koalisi lainnya masih rentan untuk pecah.
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat ultah partainya, bulan Januari silam, sudah memberi sinyal kalau partai yang dipimpinnya akan mengajukan kader sendiri sebagai capres. Artinya, PDI Perjuangan tidak akan bergabung dengan koalisi yang ada. Sebab, masing-masing koalisi sudah punya Capres.
Siapa capres dari PDI Perjuangan? Said mengatakan bahwa Megawati sendiri yang akan mengumumkan nama calon presiden (capres) dari partainya yang akan diusung dalam Pilpres 2024, pada bulan Juni 2023. Dia mengaku mendapatkan informasi soal pengumuman nama capres itu dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Ya, “Kalau saya katakan insyaAllah takut terpeleset, takut salah, tapi kalau pak sekjen menyampaikan di bulan Juni, ya saya percaya. Pak sekjen sudah dapat arahan bu ketum,” kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Apakah Megawati akan mengumumkan nama putrinya, Puan Maharani yang kini menjabat Ketua DPR RI? Said tidak berani memberi jawaban tegas. Dia menegaskan bahwa hal itu sepenuhnya menjadi hak Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Puan akan menjalani tugas dari Megawati, baik diminta menjadi caleg atau capres pada pesta demokrasi nanti.
Ya, “Kalau kata ibu ketum (Megawati Soekarnoputri) jadi caleg, caleg. Kalau kata ketum jadi capres, capres, kan gitu aja. Karena kami-kami ini di partai tidak ada anak emas, anak perak, anak tembaga. Semua sama, kami semua petugas partai,” tegas Said.
Ia menjelaskan, saat ini jajaran kader partai sedang fokus untuk mempersiapkan penjaringan kader untuk menjadi caleg di Pileg 2024. Namun, terkait penentuan capres yang akan diusung oleh PDIP, merupakan hak prerogatif Megawati.
“Sekarang ini prosesnya di kami itu baru penjaringan di tingkat 2 dan provinsi, nanti insyaAllah bulan Maret sampai April baru untuk DPR RI,” tandas Said sebagaimana diberitakan radarsolo.id.
Kader PDI Perjuangan yang paling menonjol dalam bursa Capres kali ini adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Sejak tahun lalu, elektabilitasnya selalu bertengger di urutan pertama berbagai lembaga survei. Bahkan, ada lembaga survei yang menilai Ganjar sangat berpeluang memenangkan pertarungan dalam satu putaran, jika pasangan calon lebih dari dua. Tapi, kalau cuma dua pasangan hampir bisa dipastikan bahwa Ganjar akan dilantik menggantikan Ir. Joko Widodo.
Tapi, jika bukan Ganjar Pranowo yang diajukan, maka Anies Baswedan dan Prabowo Subianto memiliki kans yang sama untuk merebut RI 1. Elektabilitas keduanya tidak terlalu jauh berbeda. Bahkan, ada lembaga survei yang menempatkan Prabowo di belakang Anies, tapi ada juga lembaga survei yang menyebut Anies melampaui Prabowo.(*/AN-01)