Aksinews.id/Lewoleba – Siswi SMAN Ile Ape, Ratni Tedemaking membacakan puisi ‘Yang Pergi Tapi Abadi’ karya Frater Rintho Jaga dan Yoman Making pada acara haul satu tahun kepergian Eliaser Yentji Sunur (EYS), Jumat (22/7/2022), di Kuma Resort. Ratna mampu menghipnotis para tamu yang hadir.
Acara haul yang digelar istri mendiang almarhum Eliaser Yentji Sunur, Yuni Damayanti, SE tak hanya dihadiri para anggota keluarga Sunur dan Kwertayasa. Tampak hadir pula Penjabat Bupati Lembata, Marianus Jawa, Kapolres Lembata, AKBP Dwi Handono Prasanto, Sekda Paskalis Ola Tapobali, sejumlah kepala dinas/badan lingkup Pemkab Lembata, Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomez, serta para sahabat almarhum Yentji Sunur.
Romo Sinyo da Gomez didapuk menyampaikan testimoni soal persahabatannya dengan Yentji Sunur. Dikatakan, ia sudah mengenal almarhum Yentji Sunur jauh sebelum menjabat bupati Lembata. “Kami sama-sama pemain sepakbola. Saya dan almarhum pernah sama-sama memperkuat kesebelasan Omesuri, saat saya frater TOP (tahun orientasi pastoral) di Paroki Hoelea, Kedang,” ungkapnya.
Romo Sinyo juga mengungkapkan berbagai hal positif yang dikembangkan almarhum EYS saat memimpin Lembata. Sebagai sahabat, dia mengaku selalu dihubungi EYS untuk membicarakan masalah-masalah hubungan antar umat beragama. “Ini yang patut kita contoh, bagaimana membangun komunikasi yang baik antar pemimpin agama dengan pemerintah,” ungkap Romo Deken.
Pada acara haul pertama ini, EYS didoakan secara Islam. Bahkan, seorang ustad diberi kesempatan menyampaikan ceramah berkaitan dengan haul EYS.
Yuni Damayanti yang diberi kesempatan menyapa para hadirin sempat membacakan sebuah puisi yang ditulis Haji Nasrullah Krisnam dari kota gudeg Yogyakarta khusus untuk haul satu tahun kepergian EYS. Suaranya sempat terbata-bata karena larut dalam kesedihan ditinggal suami untuk selamanya.
Suasana aula Kuma Resort tampak sepi, saat Ranti Tedemaking asal Ohe, Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, membacakan puisi. Aktivis komunitas COPA (Comunio A Pago/Latin yang berarti Komunitas dari Kampung) tampil santai membacakan puisi. Berikut petikan lengkap puisi yang dibacakan Ranti Tedemaking :
Kata Pak Sapardi, yang fana itu waktu
Sedangkan manusia kekal
Tubuh kita mati dalam tanah
Jiwa kita bergema dalam keabadian
Ingatan adalah pintu masuk rindu untuk bertemu
Satu lagi…
Hambur luka di bumi Lewotana
Putra ina Lepan Batan telah merdeka
Duka di ujung derita
Sembuh di ujung sengsara
Sepertiga dari pertanyaan mungkin selesai
Seperti angin, namun tak ingin melambaikan sayonara
Untukmu yang kini telah tiada
Selamat merdeka
Puisi ini mewakili seluruh kepunyaanmu
Dari moyangmu
Bapakmu
Ibumu
Anakmu
Bahkan, seluruh rakyatmu
Izinkan kami mengulangi kisah
Menyampaikan rindu di ujung cerita
Tentangmu yang tak pernah usai
Tubuhmu yang kini abadi di alam sana
Amo…
Amo yang dekap di peluk Sang Khalik
Amo yang mati, walau tak pergi
Ini kami…
Kami berontak disamping jalan kebijakanmu
Kami yang melawan di teduh nyaman pangkuanmu
Kami tak tahu,
kami tak tahu
seperti dedaunan kering berguguran
di musim, entah melepas rasa
di pelataran kursi yang belum usai
seperti helai-helai waktu yang patah dari udara tanpa dekap
Amo…
Seperti perjuangan yang berjalan
dengan nanah bercucur darah
Kami menghitung abjad-abjad ajaib
di waktu luka yang mungkin saja hilang
Engkau pergi meninggalkan serpihan kenangan yang belum selesai
Menghapus jejak-jejak suara yang belum menang
Adakah engkau sertainya?
Belum selesai, tidak mati
Engkau bagi kami, adalah abadi
Pergimu bukan berarti mati
Hilang bukan berarti selesai
Dua waktu di tahta kursi
Akankah cintamu tegar merestui
Merangkat, kami merangkak
Kemarin kami menyalahkan hari ini,
Hari ini kami berantakan
Tengadah
Engkau api dari sujud luka darah tunggu
Napas dari lumbung dada pejuang
Bekas pijakan kaki para pekerja
Selamat pisah…
Ini rakyatmu menghaturkan maaf, paling maaf
Ampun segala ampun
Barangkali tengadah mulut paling caci
Adalah luka kami yang tersisa
Tentang kau, teduhmu adalah hati.
Seusai mengikuti acara haul, Ranti dan teman-temannya melakukan kunjungan ke makam Yentji Sunur di kawasan Kuma Resort. (AN-01)