Jumad, 22 Juli 2022
Kid.3:1-4a;Yoh.20:1.11-18
Pesta St. Maria Magdalena
“Ibu, mengapa engkau menangis?” (Yoh.20:15)
Maria Magdalena menangis sedih, karena Tuhan tiada lagi. “Aku tidak tahu Tuhanku diletakan di mana,” katanya.
Ia pagi-pagi ke kubur hendak mengurapi jenasah Yesus. Sekaligus mengobati rasa rindunya. Ibarat mencari jantung hatinya yang hilang. “Ku cari Dia, tapi tak ku temukan” (Kid.3:2).
Yang dijumpai hanyalah kehampaan. Kubur kosong.
Maria menangis pilu, karena kehilangan Tuhan yang begitu mencintai dia. Cinta yang telah mengubah hidupnya. Membuat dia bangjkit dari keterpurukan. Memberi dia harapan baru.
Ketika semua mata menghukumnya, Tuhan justru menerima dia apa adanya dan membesarkan hatinya.
Maria pergi ke kubur, hendak melihat jenasah Tuhan, melihat Tuhan yang mati. Namun Tuhan berkenan menghapus air mata dan rasa kehilangan Maria, dengan memperlihatkan diriNya yang baru. Bukan Tuhan yang mati, melainkan Tuhan yang telah dimuliakan.
Tuhan membalas cinta Maria Magdalena, dengan menyapa dia dengan namanya, Maria. Sapaan yang membuat Maria mengenal itu Tuhan yang hidup.
Kita sering menangis karena berbagai alasan. Merasa hampa, kehilangan seseorang atau sesuatu, kehilangan moment yang sangat berarti bagi kita. Kita sedih, bahkan meneteskan air mata karena kehilangan kasih yang hangat, kehilangan persahabatan yang tulus, kehilangan sosok yang jadi sandaran.
Kadang kita merasa sendirian. Resah dan menangis dalam diam. Sepi dan gunda seperti Maria di kuburan. Seolah tak ada saudara, bahkan Tuhan pun terasa jauh. Tanpa seorangpun yang peduli dan bertanya, mengapa kita menangis? Padahal kita hanya butuh sedikit sapaan tulus yang meneguhkan dan memberi semangat kembali.
Maria Magdalena menginspirasi kita, agar kita setia mengasihi, setia melayani, setia berbakti, setia melakukan yang terbaik kepada Tuhan dan sesama, karena kita telah lebih dahulu dicintai, dan dijadikan berharga oleh kasih Tuhan. Mari kita saling menyapa, membesarkan hati, dan memberi harapan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. WENS HERIN
“Saling mengasihi” Amin…thanks tuan renungannya.