Aksinews.id/Lewoleba – Pendamping Desa yang dibiayai Kementerian Desa RI menyayangkan mundurnya Paskalis Yoseph Setet, SE alias Pace Punang dari jabatan PLT Kadis/Sekdin Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lembata. Pasalnya, mereka menilai Pace Punang sebagai sosok ASN yang cakap, cerdas dan pumya komitmen.
“Sakit memang dikatakan intimidasi. Saya sebagai pendamping desa dari Kementerian Desa merasa apa yang dikatakan oleh PLT Bupati kurang tepat. Justru kami selama ini menginginkan pak Pace bertugas di PMD karena semua yang diucapkan oleh pak Pace adalah menurut regulasi, bukan menurut pak Pace.. tapi apa boleh buat, semua sudah terjadi”, ungkap seorang pendamping desa yang juga putra Ile Ape, melalui WhatsApp Grup, Sabtu (7/8/2021).
Hal senada disampaikan sekretaris desa Banitobo, Kecamatan Lebatukan, Adi Lasar. Dia mengaku kaget membaca berita soal mundurnya Pace Punang dari jabatannya. “Justeru kehadiran Pak Pace di PMD semakin menghidupkan suasana. Coba kumpulkan kami 144 desa, dan tanyakan soal Pak Pace. Saya rasa semua desa akan mengatakan Pak Pace mau tertibkan administrasi desa. Kalau salah memang dia maarah, tapi untuk kebaikan kami. Tidak tahu desa yang lain, tapi kami di Banitobo merasa kalua Pak Pace orang baik sekali”, tandasnya.
Adi Larar menjelaskan bahwa selama ini cukup banyak desa yang sangat tergantung pada orang-orang lama di PMD dalam Menyusun RAPBDes. “Ketergantungan itu yang Pak Pace tidak mau. Kita diarahkan untuk Menyusun sesuatu sesuai aturan dan kebutuhan di desa. Dia sangat cerdas dan rendah hati”, ujarnya.
Menurut dia, sangat kecil kemungkinan Pace Punang melakukan intimidasi. “Atau, kumpulkan kami 144 desa lalu tanya, siapa yang diintimidasi oleh Pak Pace. Sebab, sangat jarang kita bertemu dengan Pak Pace. Palingan kami dari desa ketemu kepala seksi atau kepala bidang di PMD”, ungkap Adi Lasar, kepada aksinews.id.
Nitizen di media sosial malah menyayangkan tohokan Wakil Bupati yang kini menjaadi PLT Bupati Lembata, Thomas Ola. “Karena itu menjadi hal yang kurang baik dalam proses kedepan, bahkan pasca berakhirnya masa jabatan dan hendak menghadapi momentum yang baru”, tulis seorang nitizen.
Ada lagi pendamping desa yang prihatin dengan tuduhan terhadap Pace Punang. “Secara pribadi, saya cukup mengenal pak Pace. Beliau memang orang cerdas dan punya komitmen dalam melaksanakan tugas. Tapi apa daya hendak dikata, semuanya sudah tertulis dan sudah bermaterai. Semoga ini menjadi pelajaran penting buat bapa mama Kaka Ade kita yang lain, bahwa pingin sukses tidak perlu mengorbankan orang lain”, tandasnya.
Surat permohonan pengunduran diri Pace Punang sendiri masih dalam tahap pengkajian. Belum ada keputusan untuk merestui atau tidak permohonan itu. Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapobali mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami permohonan Pace Punang.
Pace Punang sendiri kecewa berat dengan tuduhan terhadap dirinya di hadapan para kepala desa dari Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur, daerah asal PLT Bupati, Thomas Ola. Dia merasa tidak pernah melakukan intimidasi kecuali menegur para kepala desa atau apratnya yang tidak tertib administrasi. Juga, terhadap tenaga kontrak yang ditempatkan di TP PKK.
Sayangnya lagi, PLT Bupati tidak pernah melakukan klarifikasi terhadapnya. Sekda Tapobali yang ditemuinya di ruang kerja Sekda pun tidak memberikan solusi yang pas. Malah, memintanya untuk menemui PLT Bupati. “Saya ketemu, lalu diusir, ya saya malu double ka tuh”, ungkap Pace Punang, lirih.
Karena itulah, ia memilih mengundurkan diri. Boleh jadi, sikapnya itulah yang diinginkan agar bisa menempatkan orang lain sebelum Pilkades serentak digelar.
Muncul selentingan kalau Pilkades mendatang sebagai Langkah test case menuju Pilkada 2024 mendatang. Sehingga Kadis PMD memang jadi bidikan untuk “mengamankan” sejumlah bakal calon yang akan maju bertarung. (fre)