Aksinews.id/Lewoleba – Komunitas warga Lembata asal Solor ramai-ramai menjemput jenazah almarhumah Agnes Peni Muda di Pelabuhan Laut Lewoleba, Minggu (11/6/2023) dini hari. Jenazah kemudian disemayamkan di kediaman Ambrosius Lein, sesepuh Solor di kawasan Walakeam atas, Lewoleba, Lembata.
Semalam suntuk jenazah Nona Neny Muda –sapaan karib Agnes Peni Muda dijaga oleh keluarga asal Solor dan para pelayat. Juga, tampak pengantar jenazah dari Kupang, antara lain seorang suster dari Tim Kargo Bandara El Tari dan staf BP2MI NTT di Kupang, serta aktivis LSM yang biasa menangani kasus TPPO di Flores Timur, Noben Dasilva. Jenazah juga diberkati oleh pastor.
Mobil jenazah milik Paroki Santa Maria Baneaux tampak tetap diparkir di halaman rumah Ambros Lein. Rencananya, pagi ini pukul 08.30 Wita, keluarga Solor di Lembata akan mengantar jenazah Nona Neny Muda ke Pelabuhan Laut Lewoleba untuk diberangkatkan menuju kampung halamannya di Desa Tanahlein, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur.
Peti jenazah Nona Neny diletakkan di ruang tamu kediaman Ambros Lein, tampak masih terbungkus rapi. Selain dibalut terpal, juga tampak dilaminating rapi. Petugas BP2MI Kupang mengaku kalau pihaknya membalut ulang peti jenazah saat tiba di Bandara El Tari Kupang. Mereka tidak membuka balutan asli dari Malaysia. Petugas BP2MI akan menyerahkan jenazah langsung kepada keluarga kandung almarhumah di Solor nantinya.
Rencana semula jenazah diberangkatkan ke Solor melalui pelabuhan Larantuka, tampaknya diubah rute perjalanannya. Kapal cepat yang memuat peti jenazah sudah dihubungi pihak keluarga Solor di Lewoleba untuk menurunkan peti jenazah di pelabuhan rakyat (Pelra) Pamakayo di Pulau Solor, sebelum merapat ke dermaga Larantuka.
“Prinsipnya agar jenazah Nona Neny lebih cepat sampai di kampungnya karena sudah cukup lama meninggal, dari Malaysia sampai disini. Sehingga kita upayakan lebih cepat sampai di Tanahlein, Solor,” jelas Ambros Lein.
Pihak keluarga duka juga mengaku belum tahu persis siapa yang mengantar Nona Neny ke kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) hingga akhirnya dikabarkan meninggal dunia. Pun, apakah Nona Neny meninggal di kantor KBRI atau di rumah sakit, belum terlampau jelas informasinya. Berkembang dua informasi berbeda di kalangan keluarga. Ada yang menyebut Neny meninggal di kantor KBRI, tapi ada juga yang menyebut Neny sempat diantar ke Rumah Sakit di Kuala Lumpur sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
“Saat video call dengan keluarga Nona hanya bilang, ‘mungkin ini kontak terakhir karena saya sudah tidak tahan lagi’,” kisah seorang ibu kepada keluarga yang datang melayat di rumah Ambros Lein.
Sementara itu, dari Jakarta, Ketua Dewan Pembina Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA) Indonesia, Gabriel Goa menyampaikan duka mendalam atas kematian Nona Neny Muda. Namun ia juga mengucapkan rasa syukur jenazah almarhumah yang sempat tertahan di lemari es jenazah di salah satu Rumah Sakit di Kuala Lumpur, Malaysia, bisa diurus untuk dipulangkan ke Solor Barat, NTT. “Tinggal lagi jenazah ade Bibiana asal Sumba Barat Daya, NTT sedang dipersiapkan untuk dipulangkan ke Sumba, NTT,” ujarnya.
Petugas BP2MI NTT memastikan Bibiana sudah bisa tiba di Bandara Tambolaka, Sumba, hari Senin (12/6/2023) besok. “Jenazah dikirim melalui Bandara Ngurah Rai Denpasar langsung ke Tambolaka. Besok sudah bisa sampai Sumba,” ujarnya, saat mendampingi jenazah Nona Neny di Lewoleba.
Dikatakan, jumlah Pekerja Migran asal NTT yang diulangkan dari Malaysia dalam peti jenazah sejak Januari 2023 sampai saat ini (bulan Juni 2023) sebanyak 61 orang. Gabierl Goa menambahkan, “Ditambah seorang anak dari salah satu Pekerja Migran Indonesia umumnya ilegal dan rentan human trafficking”.
Gabriel Goa menyoroti Pemerintah Provinsi NTT dan 22 Kabupaten/Kota di NTT tampaknya masih bersikap masa bodoh dan anggap biasa-biasa tanpa merasa bersalah. “NTT sudah darurat human trafficking tapi pemerintahnya sonde toe,” kecam .
Terpanggil untuk pencegahan dan penyelamatan korban migrasi ilegal rentan human trafficking, PADMA Indonesia menyatakan beberapa poin yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah daerah di NTT.
Pertama, mendesak Gubernur NTT untuk mencegah migrasi ilegal rentan human trafficking segera berkolaborasi dengan semua stakeholder untuk segera bangun BLK PMI dan LTSA PMI sesuai perintah UU No.18 Tahun.2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan janji serta tekad Gubernur NTT akan bangun BLK dan LTSA di semua kabupaten/Kota se-NTT.
Kedua, mendesak Gubernur NTT dan para Bupati/Walikota se-NTT segera menerbitkan PerGub/PerBup/PerWalkot tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO sebagai implementasi perintah Perpres No.2 2 Tahun 2021 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO.
“Kalau ini belum ada maka pernyataan Presiden, Menko Polhukham dan Viktor Bungtilu Laiskodat sekedar wacana saja dan mafiosi human trafficking sonde toe dan human trafficking jalan terus. Mari kita siapkan SDM handal, NTT rebranding baru dan siap go nasional dan internasional menjadi duta pariwisata dan pahlawan devisa,” tegasnya.
“Ke depan perlu kebijakan publik yang diinisiasi DPR RI utk perubahan UU Nomor 21 Tahun.2007 tentang TPPO perlu ada BNP TPPO (Badan Nasional TPPO) dan diatur justice Collaborator TPPO,” ucapo Gabriel Goa.(AN-01)