Aksinews.id/Spanyol – Pastor dari Ordo Agustinus, Javier García Villafaña dari komunitas Capacho, diserang dengan peluru di jalan yang menghubungkan Cuitzeo ke Huandacareo.
Pastor Augustinian Javier García Villafaña, pastor paroki kota Capacho, di Michoacán, ditembak mati Senin (22/5/2023), sore. Serangan itu terjadi saat pastor itu sedang melakukan perjalanan di jalan raya antara Cuitzeo dan Huandacareo dengan sebuah mobil pick-up Nissan.
García Villafaña mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans ketika dia dicegat dan baru saja tiba di komunitas Capacho untuk memimpin misa. April lalu dia baru mulai sebagai pastor paroki baru di kuil San Marcos.
Kantor Kejaksaan Michoacán telah membuka penyelidikan untuk mengklarifikasi apa yang terjadi, meskipun saat ini tidak ada tahanan atas penyerangan tersebut. Kejaksaan diberitahu tentang pembunuhan seseorang sekitar pukul 19:00 pada hari Senin.
Setibanya di sana, mereka menemukan pick pastor dengan beberapa lubang peluru. Di dalamnya, ada mayat García Villafaña. Tubuh telah dipindahkan ke Layanan Medis Forensik di ibukota, Morelia, satu jam dari tempat serangan itu terjadi.
Paroki San Francisco Curungueo, tempat García Villafaña melayani selama bertahun-tahun, adalah yang pertama mengkonfirmasi kematian imam itu. “Kami beritahu bahwa hari ini pukul 6 sore Pastor Javier García Villafaña dicegat di jalan raya dan meninggal dibunuh. Semoga pastor paroki Capacho beristirahat dalam damai. Ungkapan belasungkawa kami yang terdalam untuk para pastor kongregasi Agustinus”, demikian pernyataan yang diungkapan di media sosial.
Keuskupan Agung Morelia turut berbela sungkawa atas kematian tersebut dan juga menerbitkan pernyataan singkat di jaringan mereka: “Para Uskup Keuskupan Agung, Presbiteri dan seluruh Keuskupan Agung Morelia bersatu dalam doa, dan mempercayakan putra mereka ini ke tangan Bunda Maria Imakulata. Semoga Tuhan Kehidupan dapat menerimanya di tempat tinggal kemuliaan-Nya. Tuhan, berikan dia, istirahat abadi.”
Konferensi Waligereja Meksiko mengutuk serangan itu dan menggambarkannya sebagai “tindakan kekerasan yang tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga mengancam perdamaian dan keadilan bangsa kita,” kata sebuah pernyataan yang dipublikasikan di jejaring sosial. “Kami mendesak pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan yang mengarah pada identifikasi dan hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab,” lanjut dokumen tersebut.
Menjadi pastor di Meksiko adalah profesi yang berisiko. Dalam tiga dekade terakhir, lebih dari 70 religius telah dibunuh di negara tersebut. Dari mereka, sekitar 50 orang dibunuh dalam tiga periode enam tahun terakhir. Di Michoacán saja, antara Januari dan April tahun ini, 1.700 kasus pembunuhan telah tercatat, menurut angka dari Sekretariat Eksekutif Sistem Keamanan Publik Nasional. (Diterjemahkan dari Spanyol oleh Robert Bala)
(Terjemahan dari Harian El Pais, Selasa, 23 Mei 2023 yang ditulis oleh: ALMUDENA BARRAGÁN)