Aksinews.id/Larantuka – Kecemasan warga Desa Lelenbala, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur berangsur pulih. Ini mulai terasa setelah, Senin (8/3/2021), 55 warga Desa Lelenbala berhasil “memaksa” para wakilnya di gedung Bale Gelekat Lewotana, menghadirkan pihak yang bertanggungjawab atas pemulangan pasien Covid-19 dan akhirnya meninggal di kampung Lambolan, Desa Lelenbala, Jumat (5/3/2021).
Apalagi, orang yang memandikan jenazah almarhum Paulus Kopong, 76 tahun, dinyatakan negatif tes rapit swab antigen Covid-19, Senin (8/2/2021). Surat keterangan Pemeriksaan Rapid Swab Antigen Sars Cov 2 Nomor 607/AR/RSAG/III/2021 yang ditandatangani dr. Aldegondis Richard Doni, tanggal 8 Maret 2021 menyatakan, hasil negative tes swab antigen terhadap Gregorius Manuel Lonek, 37 tahun. “Dia adalah petugas yang memandikan mayat almarhum”, ungkap Kades Lelenbala, Lodovikus Kopong, kepada aksinews.id, Senin malam.
Warga sebanyak 55 orang yang datang “menyerbu” ke DPRD Flores Timur, Senin (8/3/2021), merupakan utusan dari Desa Lelenbala. Selain kepala desa dan BPD, rombongan warga Desa Lelenbala itu pun mengikutsertakan para kepala suku dan Karang Taruna. “Kami diterima Ketua DPRD, dan 12 orang anggota DPRD Flores Timur”, jelas Kades Lelenbala.
Kepada Desa, warga memaparkan mengenai masalah meninggalnya pasien Covid-19 hingga pemakaman yang dilakukan sendiri oleh warga desa tanpa seorang pun petugas dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Flotim. Warga mendesak agar Dewan menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan Flotim, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flotim, dan Direktur Rumah Sakit Umum dr. Hendrikus Fernandez-Larantuka. “Juga, kami minta hadirkan dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Flores Timur. Sehingga sidang diskors sekitar satu jam”, papar Lodovikus Kopong.
Pihak eksekutif Flores Timur tampak gentel datang ke ruang siding Bale Gelekat Lewotana dipimpin Asisten I Setda Flotim, dengan menghadirkan pula Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Larantuka. “Klarifikasi dari Direktur Rumah Sakit bahwa mereka menyampaikan permohonan maaf, telah melakukan kelalaian. Mereka juga tidak banyak omong. Asisten I yang banyak omong, juga mereka dengan rendah hati memohon maaf”, jelas Kades Lodovikus Kopong.
Pertemuan yang langsung dipimpin Ketua DPRD Flotim Robert G. Kereta, SPd berlangsung cukup hangat. Para anggota Dewan, selain menyampaikan belasungkawa atas meninggalkan pasien Covid-19, Paulus Kopong, juga mengecam cara kerja Gugus Tugas Penanganan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Flotim. Namun Ketua DPRD Flotim sebagai pimpinan sidang mengarahkan forum agar fokus pada penanganan segera kasus di Desa Lelenbala.
“Lembaga sudah berkeputusan untuk melakukan rapat kerja dengan pemerintah pada hari Rabu tanggal 10 Maret (2021) untuk melakukan evaluasi dengan gugus tugas kabupaten dan kecamatan, BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Rumah Sakit”, tandas Robert Kereta.
Alhasil, dicapai kata sepakat, Selasa (9/3/2021), petugas dari Gugus Tugas Kabupaten akan langsung terjun ke Desa Lelenbala untuk melakukan tracking. Masyarakat yang pernah melakukan kontak langsung dengan almarhum akan menjalani rapid antigen di Balai Desa Lelenbala, hari Selasa.
Kades Lelenbala Lodovikus Kopong mengaku puas dengan hasil pertemuan di gedung Dewan. “Mereka akui bahwa telah terjadi miskomunikasi antara direktur dengan dinas (kesehatan) maupun dengan Gugus Tugas Covid-19, dan juga dengan BPBD dan Dinas Sosial. Karena memang kerjanya begitulah”, ujarnya.
Menurutnya, masyarakat sudah mulai merasa lega. Malah, “Mereka berkeyakinan bahwa almarhum tdak terpapar Covid-19. Itu pemikiran masyarakat, kasarnya begitu”, ungkap Kades Lelenbala.
Toh begitu, dia menegaskan siap menerima tim kabupaten untuk melakukan rapit antigen terhadap warganya yang pernah melakukan kontak langsung dengan almahrum.(fre)
Kita tunggu hasil tes masyarakat desa LelenBala nanti…jika masyarakat tdk terpapar covid, maka…🤏