Jumad, 14 April 2023
Kis.4:1-12; Yoh.21:1-14
Oktaf Paskah
“Batu yang dibuang tukang bangunan, telah menjadi batu sendi”
(Kis.4:11)
Tuhan yang bangkit telah mengubah kerapuhan Petrus, menjadi wadas yang tak tergoyahkan. Tanpa gentar, ia membela perbuatan ajaib yang ia lakukan atas nama Yesus orang Nasaret itu. Ia bahkan berani mencela perbuatan jahat pemimpin agama Yahudi, yang menganggpa Yesus bagai batu sandungan. Sebagai biang masalah, biang keresahan, hingga dilenyapkan secara tragis. Disalibkan dan dibunuh.
Petrus teguh bediri dan bersaksi bahwa Yesus bukan batu sandungan melainkan batu penjuru. Meski mereka telah menolak dan membuang Dia bagai batu tak berguna, tetapi Allah telah menjadikan Dia, batu penjuru. Batu dasar untuk membangun gereja. Batu pijakan iman menuju keselamatan kekal.
Sejak dibabtis, kita telah menerima Kristus, sebagai batu penjuru iman kita. Maka hendaklah kita berdiri teguh dalam iman, menjadi batu harapan dan penghiburan. Setia mewartakan Kristus yang kita Imani, dalam kasih. Solider dalam kasih sebagai saudara, terlebih dalam situasi sulit dan tanpa harapan.
Ingat, janganlah jadi batu sandungan, jadi kendala dan hambatan yang menutup saluran kebaikan. Biang kisruh, yang bisa membuat suasana hidup sesama semakin keruh.
Jadilah batu harapan. Dengan saling memberi apresiasi, saling mensuport semangat, sebagaimana Tuhan memandang kita semua berharga dimata-Nya, meski dalam kehinaan dan kerapuhan. Kita tetaplah batu permata indah di hadapanNya. Begitu pula kita saling memandang satu dengan yang lain.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
” Tuhan memandang kita semua berharga di mataNya.Jadilah batu harapan.