Senin, 03 April 2023
Yes.42:1-7 ; Yoh.12:1-11
Pekan Suci
“Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus Dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”
(Yoh.13:5)
Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal, sebagai uangkapan penghormatan kepada Tuhan. Ia lalu menyekanya dengan rambutnya, mahkota kecantikan seorang wanita, sebagai tanda kasih tak berhingga kepada Tuhan.
Tetapi Yudas merasa rugi. Itu boros! Ia sepertinya meremehkan rasa hormat Maria kepada Tuhan. Mengapa sesuatu yang mahal, tidak diperuntukan untuk hal yang lebih berguna. Mengapa tidak dijual tiga ratus Dinar dan uangnya disedekahkan kepada orang miskin?
Pikiran yang bernas dan sangat karitatif. Tetapi apakah benar mulia tujuannya? Yudas, bendahara yang sering culas. Sering menyelewengkan uang yang disimpan dalam kas. Jika minyak itu dijual, uangnya diberikan kepada Yesus, lalu disimpan di kas, ia bisa mencurinya untuk kepentingannya sendiri.
Kisah yang sangat inspiratif. Mengingatkan kita agar berpikir dan berdedikasih dengan tulus. Janganlah memanipulasi apapun demi ego diri. Mesti jujur, jangan lain di bibir lain di hati, seperti Yudas. Omongnya solidaritas, ujungnya saku sendiri.
Ingat, jangan pula menghitung atau merasa rugi mempersembahkan apapun sebagai ungkapan syukur dan hormat kepada Tuhan. Entah derma atau pemberian diri. Karena Tuhan telah memberikan segalanya dengan cuma-cuma, terlebih pemberian diriNya di kayu salib.
Kita tak bisa menghitungnya, selain merendah dan mengucap syukur.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Amin…trimakasih tuan atas renungannya.