Aksinews.id/Lewoleba – Berbagai desakan agar Kapolres Lembata diganti, akhirnya benar-benar terjadi. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mengeluarkan telegram tentang mutasi 7 (tujuh) Kapolres di wilayah Polda NTT. Termasuk, Kapolres Lembata AKBP Dwi Handono Prasanto, SIK yang dimutasi menjadi Waka Polresta Bandung, Polda Jawa Barat.
Posisi Kapolres Lembata akan dijabat AKBP Dr. Josephien Vivick Tjangkung,S.Sos.,M.Ikom, yang sebelumnya bertugas di Dit Binmas Polda Metro Jaya.
Mutasi ini dibenarkan Waka Polda NTT Brigjen Pol Drs Heri Sulistianto yang dikonfirmasi Rabu (29/3/2023) membenarkan adanya mutasi sejumlah Kapolres di NTT dan Karo Ops Polda NTT. “Benar ada mutasi dari mabes Polri,” tandas mantan Kapolresta Kupang Kota ini, sebagaimana dilansir digtara.com.
Vivick Tjangkung selama ini berkarier di lingkup Polda Metro Jakarta. Dia menyandang gelar doktor dari Universitas Sahid Jakarta, setelah mempertahankan disertasi berjudul “Perubahan Pola Komunikasi Organisasi Polri dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sadar Narkoba Melalui Sistem Pelaporan Qlue (Studi Fenomenologi pada Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan)”, tahun 2021 silam.
Vivick menulis disertasinya di bawah bimbingan ahli komunikasi Undana Kupang, Prof. Dr. Alo Liliweri, MS sebagai promotor, dan Dr. Andi Mirza Rondak, M.Si sebagai co-promotor.
Polwan kelahiran Ende, 15 Maret 1971 ini, pernah menjadi presenter berita kriminal di stasiun TVRI dan Lativi (sekarang TV One), merilis album rekaman dan membintangi sejumlah sinetron antara lain Suami, Istri & Dia, Shakila, dan Oo Jekri.
Nama Vivick mulai santer dibicarakan saat Sertu Pol Vivick, anggota tim Reserse Polda Metro Jaya, bersama rekannya Serka Polisi Ester terlibat dalam penangkapan “Ratu Ekstasi” Zarima Mirafsur di Amerika pada November 1996 lalu.
Tak lama berselang, kalangan media nasional dan ibukota kemudian memburu Vivick setelah intel polwan berprestasi ini berhasil menangkap gembong narkotik intenasional (jaringan Inggris) di suatu wilayah di Jakarta. Di dalam korps intelijen Polda Metro Jaya, Vivick adalah satu-satunya intel Polwan yang dibanggakan karena berbagai prestasi yang diukirnya.
“Cita-cita saya sebenarnya jadi guru atau sekretaris. Tapi akhirnya memilih jadi polisi karena saya pingin keluar dari Dili, tempat tinggal orang tua saat itu,” kata Vivick.
Niat Vivick untuk keluar dari Dili muncul ketika sang ayah minta Vivick tinggal dan sekolah di Dili saja lantaran 3 kakak telah tinggal dan kuliah di kota Surabaya, 1 kakak yang lain di Kupang, meninggalkan Vivick dan 2 saudara lainnya di Dili.
Ayahnya, Aloysius Tjangkung, dan ibundanya Dintje Lelaona – Tjangkung adalah guru di SMPP Dili tapi saat ini telah menetap di kampung asal ayah di Manggarai, setelah habis masa pensiun mereka. Sebelum itu, orangtua Vivick tinggal di Jakarta selama 4 tahun setelah meninggalkan Dili, juga karena alasan Timor Timur lepas dari NKRI.
Vivick, anak kedua dari bontot ini, muncul ide untuk cari alternatif sekolah gratis di luar Dili selepas SMA. “Bertepatan dengan pendaftaran masuk Polwan dan menjadi pegawai Depnaker di sekolah saya, diam-diam saya daftar dan ikut test kedua-duanya. Karena lulus dua-duanya saya pilih Polwan, pas dengan hobi saya olahraga fisik,” tutur Vivick.
Ayah Vivick tetap tidak merelakan namun Vivick keras kepala. Saat hendak naik pesawat Vivick kabarkan ayahnya. Vivick berangkat ke Denpasar untuk jalani pendidikan selama 11 bulan dan dilarang berhubungan dengan keluarga selama 3 bulan pertama.
“Bapak lepas saya pergi dengan berat hati dan beri saya uang Rp 500 ribu. Saya terlambat ikut dengan pesawat rombongan… akhirnya saya pake uang bapak untuk bayar sendiri ongkos pesawat,” cerita Vivick.
Setelah tiga bulan pendidikan, Vivick terima surat dari ayah yang berpesan “Kau harus kuliah!” Begitulah, setiap kali surat, pesan yang sama tetap ditulis ayah.
Alhasil, pasca pelantikan menjadi Polwan, Vivick ditempatkan di Reserse Polda Metro Jaya. Setelah satu tahun kerja, Vivick dijinkan mengambil kuliah di Moestopo Jakarta jurusan Komunikasi.
“Semester tiga saya mulai biaya sendiri. Waktu itu gaji saya Rp175 ribu. Gaji pertama saya kirim ke bapak. Dalam hati saya bilang saya anak pertama yang kasih uang untuk bapak.. Saya kirim Rp50 ribu. Waktu itu lumayan sih karena kurs saat itu Rp2.500,” ujar Vivick.
Vivick masuk kuliah tahun 1992 dan lulus tahun 1998. Saat wisuda, ayah dan ibunda Vivick turut hadir.
Pasca wisuda, Vivick ditempatkan di Polsek Kota Bekasi, Jakarta Timur, untuk bertugas selama 7 bulan lalu menjadi staf Lantas SIM selama 4 tahun di Polda Metro Jaya. Setelah itu, Vivick ambil sekolah perwira selama 11 bulan sebelum bertugas di bagian narkoba Polda Metro Jaya hingga akhirnya ditetapkan menjadi Kapolres Lembata sekarang.
Selain mutasi Kapolres Lembata, Kepala Biro Operasional (Karo Ops) Polda NTT dan 6 Kapolres lainnmya di lingkup Polda NTT pun ikut dimutasi. Enam Kapolres yang juga dimutasi itu adalah Kapolres Manggarai Barat, Alor, Kupang, Sumba Barat, Belu, dan Manggarai.
Karo Ops Polda NTT Kombes Pol Widoni Fedri, SIK, SH pindah menjadi Karo Rena Polda Maluku menggantikan Kombes Pol Sus Edy Tafif yang dimutasi ke Dit Binmas Korbinmas Baharkam Polri. Kombes Pol Deonijiu De Fatima, SIK, SH yang baru menyelesaikan pendidikan Sesko TNI TA 2022 menjadi Karo Ops Polda NTT. Ia pernah menjabat sebagai Kasat Brimob Polda NTT dan Kasat Brimob Polda Metro Jaya.
Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto, SIK., MSi dimutasi sebagai Kasubbaganevdalpro Biro Jianstra SSDM Polri. Ia juga pernah menjabat sebagai Kapolres Rote Ndao. Jabatan Kapolres Manggarai Barat dipercayakan kepada AKBP Ari Satmoko, SH SIK MM yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Alor.
Sementara AKBP Supriadi Rahman, SIK MM, Danyon A Resimen II Pas Pelopor Korbrimob Polri diangkat menjadi Kapolres Alor.
Kapolres Kupang, AKBP FX Irwan Arianto, SIK MH dimutasi sebagai Kabag Dalops Biro Ops Polda NTT. Penggantinya adalah AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, SIK.,MH yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Sumba Barat. AKBP Benny Miniani Arief, SIK, Kasubdit VIP Dit Pamobvit Polda NTT ditunjuk menjadi Kapolres Sumba Barat.
Selanjutnya Kapolres Belu, AKBP Yosep Krisbianto, SIK dimutasi sebagai Wadir Lantas Polda NTT. AKBP Richo Nataldo Devallas Simanjuntak, SIK, Kasubdit 2 Dit Reskrimum Polda Kepulauan Bangka Belitung ditunjuk menjadi Kapolres Belu.
AKBP Yoce Marten, SH SIK, Kapolres Manggarai dimutasi sebagai wadir Reskrimsus Polda NTT. Ia diganti oleh AKBP Edwin Saleh dari Baintelkam Polri.(*/AN-01)