Aksinews.id/Lewoleba – Ini bukan kaleng-kaleng. Seorang anak desa Paobokol, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Gregorius Yosep Laba atau akrab disapa Yoris Wutun menjadi pembicara dalam sejumlah forum di Jenewa, Swiss. Dia sudah tiba di Kota Jenewa sejak Rabu, 15 Februari 2023 malam waktu Indonesia.
Kehadirannya di Swiss untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Pendanaan Pendidikan pada Situasi Darurat oleh Education Cannot Wait (ECW). ECW merupakan Lembaga Pendanaan PBB untuk Pendidikan pada Situasi Darurat dan Krisis Berkepanjangan (Education In Emergencies And Protracted Crises).
Beberapa kegiatan yang akan dihadiri Yoris Wutun berlangsung di Gedung Pusat Konferensi Internasional Jenewa, Kantor PBB Jenewa; dan kantor beberapa lembaga negara Swiss.
Konferensi ini bertujuan membangun komitmen pemimpin dunia dalam pendanaan pendidikan global melalui Education Cannot Wait, Lembaga Pendanaan PBB untuk Pendidikan pada situasi darurat dan krisis berkepanjangan.
Dihubungi dari Lewoleba, NTT, Indonesia, Yoris Wutun mengatakan bahwa konferensi itu merupakan puncak rangkaian advokasi ECW bersama partner dan kaum muda global untuk memperkuat komitmen pemimpin dunia, lembaga donor, dan partner ECW dalam pendanaan pendidikan pada situasi darurat dan krisis berkepanjangan.
Asal tahu saja, anak muda Lembata ini sudah terpilih menjadi perwakilan Indonesia dalam Youth for Education in Emergencies Global Youth Panel bersama 15 kaum muda lainnya dari 8 negara (Indonesia, Mali, Malawi, Zimbabwe, Lebanon, Ekuador, Inggris, dan Amerika Serikat). Dia telah melakukan sejumlah advokasi di tingkat lokal, nasional, dan global serta terlibat dalam Transforming Education Summit di New York, Amerika Serikat pada 16-21 September 2022 lalu.
“Pada 16 Februari (2023) akan menyampaikan Youth Call to Action bersama perwakilan kaum muda; pada 16 Februari akan bertemu Kementerian Luar Negeri Norwegia untuk membahas kebijakan pendidikan dan keadilan iklim (education for climate justice),” ungkap alumnus SMAN 1 Nubatukan ini mengenai padatnya agenda kegiatannya selama di Jenewa, Swiss.
Terpisah, Program Implementasi Area Lembata Yayasan Plan Indonesia, Erlina Dangu, mengatakan, forum yang diikuti Yoris Wutun di Jenewa itu merupakan lanjutan dari kegiatannya sebagai penasihat muda untuk pendidikan di masa darurat.
Sebelumnya, pada September 2022 lalu, lelaki dari kampung Paubokol, Kabupaten Lembata ini juga menghadiri dan menjadi pembicara dalam forum Transforming Education Summit yang merupakan bagian dari agenda sidang umum PBB ke-77 di New York, Amerika Serikat.
“Yoris akan bicara pada climate session di high level meeting Education Cannot Wait, lembaga donor yang fokus pada pendidikan terutama pendidikan pada situasi darurat,” kata Erlina saat dihubungi Kamis, 16 Februari 2023.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Jentera Jakarta ini akan bicara tentang dampak perubahan iklim pada pendidikan belajar darurat dari bencana badai Seroja yang melanda Kabupaten Lembata dua tahun silam.
Di kota terbesar kedua di negara Swiss tersebut, Yoris Wutun akan mendorong lembaga internasional supaya meningkatkan anggaran pendidikan pada situasi darurat sekaligus memastikan bahwa pendidikan bisa diakses oleh semua anak, terutama perempuan dan perempuan dengan disabiltas.
“Yoris mendorong agar pelibatan kaum muda pada pengembangan kebijakan harus ditingkatkan. Dia akan mewakili global Youth Panel bicara bersama deputy Menteri Pendidikan Germani dan juga Youth Advocate dari negara lain,” tambahnya.
Forum internasional ini dihadiri oleh banyak perwakilan dari seluruh dunia seperti dari Jerman, UK, Swiss, Norwegia, Finlandia, Skotlandia, Amerika Serikat, Sudan, Malawi, Zimbabwe, South Sudan, Nigeria, Pakistan, Bangladesh dan Indonesia.
Yoris Wutun akan berbicara di hadapan sekitar 650 peserta dari benua Amerika, Eropa, Afrika dan Asia. (*/AN-01)
Proficiat pak yoris wutun,mewakili masyarakat lembata dan indonesia untuk berkiprah di bidang pendidikan, semoga sukses membawa nama baik NKRI.
Pada waktu dan kesempatan yang tepat dimanfaatkan dgn sgt baik oleh putra Lembata NTT. Profisiat ama Yoris. Terbaik utk Indonesia dan Lewotana.