Aksinews.id/Larantuka – Alumni SMPK Ampera 2008 bersepakat untuk membentuk struktur atau badan kepengurusan alumi tahun 2008 guna menunjang kembali sekolah yang telah membesarkan nama mereka di berbagai bidang profesi.
Melihat semakin menurunnya siswa di sekolah tersebut, Alumni Ampera tidak tinggal diam. Gerakan itu mulai terjadi di grup-grup WhatsApp tiap angkatan.
Yurgo Purab, Alumni SMPK Ampera 2008 menegaskan dua hal yang akan dipikirkan ke depan oleh Alumni, yakni apa dan bagaimana pun SMPK Ampera tidak akan ditutup. Dan, kedua, Alumni bersatu membentuk kekuatan untuk siap menopang kembali sekolah tersebut.
Jurnalis Media Ekora NTT dan Aksi News itu mengatakan lulusan SMPK Ampera sudah teruji dari kualitasnya dalam berbagai bidang kehidupan, baik secara sosial maupun di tingkat yang lebih tinggi yakni religi.
“Ada banyak lulusan Ampera yang mendedikasikan hidupnya untuk orang lain baik di pemerintahan, guru, perawat, pertanian, perkebunan, peternakan, suster, polisi, jurnalis, dan juga bekerja pada bagian pelayaran,” katanya.
Alumni Ampera 2008 tidak akan tinggal diam dan terus bersatu untuk menyokong sekolah tersebut.
Suster Lestari turut memberi dukungan meski ia kini mengabdi di Roma, Italia. “Dari Roma, saya suster Lestari tetap mendukung SMPK Ampera agar tetap maju kembali dan tidak boleh ditutup,” terang suster Lestari dari Roma via WhatsApp.
Sebelumnya, mantan Jurnalis Harian Nasional News Surabaya itu mengatakan, ia sempat mengunjungi SMPK Ampera belakangan ini. Ia bahkan merasa perihatin terhadap kondisi yang dialami almamater yang membesarkan dirinya saat masih belajar di sekolah tersebut.
Gedung sekolah sudah terawat dengan baik, hanya saja jumlah siswanya harus diperjuangkan lagi agar memenuhi kuota.
Lulusan Filsafat Ledalero tersebut yakin Ampera akan tetap eksis kalau para Alumni secara rutin menggelar promosi dan melakukan berbagai tindakan yang bersifat promotif guna mendukung almamater tersebut.
“Saya bertemu dengan kepala sekolah Ibu Bibiana Perada Bali. Luar biasa perjuangannya. Perlu kita apresiasi dan tunjang. Karena apapun bentuknya Ampera harus terus hidup 2000 tahun ke depan. Kita tidak ingin nama Ampera hanya menjadi kenangan masa lalu yang telah selesai dan hanya terlibat bentuk bangunan saja. Kita Ingin anak-anak kita akan mengalami kembali masa-masa jaya seperti kita kala itu,” terang Yurgo Purab mengenang kembali.
Hal senada diungkapkan Marsel, Alumni Ampera asal Muruona. Ia terus berupaya agar siswa dan siswa di sekolah tersebut diperbanyak lagi.
Untuk itu, ia terus mengingatkan teman-teman di grup Alumni agar berpikir keras soal “rumah bersama” yang menempa mereka kala itu.
Ia menyatakan bahwa dukungan paling pertama sebelum hal materi yakni bagaimana mempromosikan sekolah agar bisa mendapatkan banyak siswa yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah di sekitarnya.
Kini para Alumni SMPK Ampera terus bergerak mendukung Kepala Sekolah, Bibiana Perada Bali bersama para guru di sekolah yang sudah bekerja secara sungguh-sungguh. Mereka akan terus berada di samping kepala sekolah dan para guru dan terus berkabar membenahi apa yang ada.
Gerakan Alumni akan terus digaungkan sampai Ampera memperoleh bentuknya yang lebih maksimal seperti sediakala yang diharapkan bersama.(AN-02)