Senin, 13 Februari 2023
Kej.4:1-15,25 ; Mrk.8:11-13
Pekan Biasa VI
“Untuk mencobai Dia, mereka meminta dari padaNya suatu tanda dari surga”
(Mrk.8:11)
Orang Farisi meminta tanda, sekedar mencobai Yesus. Akan tetapi, sejatinya tanda Ilahi dari surga, dilakukan karena belas kasih dan demi kemuliaan Allah. Bukan untuk unjuk kebolehan diri. Bukan untuk cari nama besar. Atau supaya dipuji dan disanjung.
Yesus menolak permintaan orang Farisi. Ia memilih pergi, karena percuma membuat tanda di hadapan orang yang tertutup hatinya. Meski melihat tanda yang hebat, mereka tak akan percaya kepada Yesus. Untuk apa meminta tanda lagi?
Prinsipnya, mujizat terjadi, karena iman dan pengharapan. Tanpa iman mujizat tak akan terjadi. Yesus membuat mujizat untuk menumbuhkan dan memperteguh iman. Sia-sia jika melakukan tanda atau mujizat hanya karena dicobai, bisa atau tidak!
Bagi kita, Yesus adalah tanda dari surga. Penggenapan janji kasih Allah untuk menyelamatkan manusia. Dalam Dia, Allah telah memperlihatkan tanda terbesar bagi semesta, yakni kebangkitan-Nya. IA hanya meminta hati yang terbuka menerima dan mengimaninya.
Hal yang terkait iman, tak boleh coba-coba. Orang yang mencoba, berarti hatinya masih ragu. Dan dalam keraguan, tak akan terjadi apa yang kita harapkan dalam setiap permintaan, di setiap bait doa kita. Mujizat tak akan nyata tanpa iman.
Kita, tak perlu kita meminta tanda lagi. Sudah begitu banyak hal dasyat yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Nafas dan rejeki yang masih Tuhan beri setiap hari. Persaudaraan penuh kasih dalam iman yang satu akan namaNya. Tanpa meminta, Tuhan sudah melakukannya untuk kita. Maka tak boleh lupa mengucapkan syukur setiap hari.
Tuhan memberkati kita. SALVE.***
RD. Wens Herin
“Tanpa iman mujizat tak mungkin terjadi” Amin…..trimakasih tuan renungannya
Tanpa meminta, Tuhan sudah melakukannya untuk kita🙏 Terimakasih dan Syukur.
Salam dari Lembata Romo.