Jumad, 03 Februari 2023
Ibr.13:1-8 ; Mrk.6:14-29
Pekan Biasa IV
“Aku mau, supaya engkau memberi kepadaku kepala Yohanes Pembaptis”
(Mrk.6:23)
Meminta kepala Yohanes pembabtis sebagai hadiah? Itu kejam dan tak manusiawi. Penuh aroma balas dendam. Herodias memang mendendam, karena merasa dipermalukan, ketika Yohanes mengeritik perkawinannya dengan Herodes.
Yohanes blak-blakan mengatakan, tidak patut mengambil orang yang mesti dilindungi dan dihargai, untuk dijadikan istri, hanya karena keiginan insani semata.
Herodias licik memanfaatkan situasi. Ia tak meminta kekuasaan sesuai janji Herodes kepada Putrinya, melainkan kepala Yohanes di atas sebuah talam. Sebuah permintaan kejam diluar dugaan. Namun Herodes tak bisa mencegahnya.
Karena merasa lebih terhormat, berwibawa dan berkuasa di depan tamunya, memenggal kepala Yohanes, demi janjinya. Daripada dianggap tak tepat janji, plin-plan dan tak becus, demi kasih kepada kehidupan.
Nasib tragis Yohanes mengingatkan kita, bahwa setiap pilihan ada resikonya. Dunia dan kekuasaan itu licik. Lebih lihai dari niat baik, jujur dan benar. Banyak orang dikorbankan, hanya karena tak sejalan dan tak seirama bermain dalam air keruh.
Tetapi kita ingat, niat baik, tetap terhormat. Itikad jujur, tetap mulia. Tak perlu mengubahnya, meski akhirnya kita ditolak sebagai saudara, diperlakukan sewenang-wenang dan tak manusiawi, bahkan dikorbankan, karena rasa tak nyaman, dendam dan gengsi murahan.
Jika hati masih mendendam, mintalah Tuhan mengubahnya dengan kasih dan pengampunan. Janganlah mengorbankan siapapun oleh dendam sebesar apapun. Rawatlah persaudaraan dengan kasih, dan jangan biarkan apapun membawa damai pergi dari tengan persaudaraan dan kekeluargaan.
Tuhan memberkati kita. SALVE.***
RD. Wens Herin
Amin
Terimakasih Romo
Selamat pagi 🙏
“Rawatlah persaudaraan dengan kasih” Amin… thanks tuan renungannya.