Aksinews.id/Kinshasa – Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) pada Selasa, 31 Januari kemarin. Dalam kunjungannya, ia menyerukan negara-negara kaya di dunia untuk berhenti mengeksploitasi kekayaan benua Afrika.
Ia menegaskan, negara-negara kaya harus menyadari bahwa manusia jauh lebih berharga ketimbang mineral yang ada di Afrika, termasuk di RD Kongo.
Puluhan ribu orang bersorak saat Paus Fransiskus melakukan perjalanan dari bandara ke Kinshasa, ibukota Republik Demokratik Kongo dengan menggunakan kendaraan khusus popemobile. Beberapa orang bahkan rela mengejarnya, sementara yang lain meneriakkan nama sang paus serta melambai-lambaikan bendera.
Dalam kunjungan ini, Fransiskus mengecam “bentuk-bentuk eksploitasi mengerikan dan tidak layak bagi kemanusiaan” di RD Kongo, di mana kekayaan mineral yang melimpah telah memicu perang, pengungsian, dan kelaparan.
“Lepaskan Republik Demokratik Kongo. Lepaskan Afrika. Berhenti mencekik Afrika. Ini bukan ranjau yang harus dilucuti atau medan yang harus dijarah,” kata Sri Paus, dilansir dari laman Asia One, Rabu, 1 Februari 2023.
RD Kongo memiliki cadangan berlian, emas, tembaga, kobalt, timah, tantalum, dan litium terbesar di dunia. Namun kekayaan mineral ini telah memicu konflik antara milisi, pasukan pemerintah, dan kekuatan asing. Pertambangan juga dikaitkan dengan eksploitasi pekerja yang tidak manusiawi –termasuk anak-anak– serta degradasi lingkungan.
“Ini adalah sebuah tragedi di mana tanah-tanah (di RD Kongo) ini, dan juga di seluruh benua Afrika, terus mengalami berbagai bentuk eksploitasi,” ujar Sri Paus.
“Racun keserakahan telah melumuri berlian dengan darah,” katanya, merujuk pada aktivitas penambangan mineral di RD Kongo.
Menambah masalah negara, RD Kongo telah diganggu kekerasan terkait dampak panjang dan kompleks dari genosida 1994 di negara tetangga Rwanda.
RD Kongo menuduh Rwanda telah mendukung kelompok pemberontak M23 yang memerangi pasukan pemerintah di timur. Namun Rwanda menyangkal hal ini.
“Selain milisi bersenjata, kekuatan asing yang haus akan mineral di tanah kami, dengan dukungan langsung dan pengecut dari tetangga kami, Rwanda, telah melakukan perbuatan kejam,” kata Presiden RD Kongo, Felix Tshisekedi. Meski ada kecaman dari RD Kongo, Paus Fransiskus tidak menyebut nama Rwanda dalam pidatonya, atau memihak pada salah satu kubu dalam perselisihan kedua negara tersebut. (Medcom.id/AN-01)