Aksinews.id/Larantuka – Pengakuan mengejutkan datang dari ARK rekan kerja PJK yang direkrut PT. Rejeki Djaya Makmur melalui agen Dewi. Dirinya mengaku dijanjikan gaji sebagai ibu rumah tangga sebesar Rp.1,8 juta. Nyatanya sampai di sana, gaji hanya Rp.1,5 juta perbulan.
“Pas habis kontrak, kata ibu yayasan, Corona jadi tidak bisa pulang. Lalu kontrak berikutnya juga sama bilang tunggu penggantinya dulu,” katanya.
Ia mengatakan, untuk gaji dari pemilik PT. Rejeki Djaya Makmur sudah lunas tapi dari yayasan Rp.14 juta belum dikembalikan yang berada di tangan agen.
“Gaji dari bos sudah lunas, tapi dari yayasan Rp.14 juta di tangan yayasan,” tambahnya.
Noben Da Silva, aktivis Pekerja Migran Indonesia Cabang Larantuka, mengatakan bahwa, gaji mereka (PJK dan ARK) sampai dengan hari ini tidak dibayar.
“Majikan sudah memberi uang seluruhnya kepada agen yang merekrut mereka. Keterhambatan mereka itu karena gaji mereka belum dibayar. Jadi dua tahun 8 bulan kerja sia-sia,” kata Noben.
Noben Da Silva mengatakan dirinya mendapat pengaduan dari orang tuan korban.
Ya, “Saya melanjutkan kira-kira siapa yang mengambil mereka dari awal. Jadi anak-anak mengadu ke orang tuanya. Orang tuanya telpon saya,” bebernya.
Lebih jauh, jelas Noben, kedua gadis tersebut pulang ke Larantuka menumpang pesawat terbang dengan jalur dari Medan-Jakarta-Surabaya-Kupang-Larantuka.
Noben Da Silva berharap agar kepada Kepala Desa setempat memperhatikan nasib masyarakatnya. “Saya lebih banyak menaruh harapan kepada tenaga kerja yang keluar kerja jalan sendiri,” paparnya.
Kepulangan mereka ke kampung halaman dikawal ketat oleh pihak TNI menggunakan kendaraan milik TNI. Noben Da Silva pun turut ikut andil dalam perjalanan pulang kedua anak tersebut.(AN-02)