Rabu, 21 Desember 2022
Kid.2:8-14 ; Luk.1:39-45
Pekan Adven IV
“Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”
(Luk.1:43)
Kita tentu senang, bisa saling mengunjungi. Mengunjungi keluarga, sahabat dan saudara untuk berbagi suka dan duka. Hal serupa, dialami Bunda Maria ketika mengungjungi Elisabet saudarinya. Perjumpaan dua saudara yang sedang berbahagia, karena sedang mengandung dua Putra yang diberkati Allah, yakni Yesus dan Yohanes.
Mereka berbagi salam, berbagi sukacita dan saling memberi pujian. Sebagaimana kata-kata Elisabet, “diberkatilah engkau diantara wanita, dan diberkati buah rahimmu”. Ucapan yang telah membuka misteri, tentang siapa Maria.
Dia, wanita terberkati, hawa baru yang duduskan rahimnya bagi Putra Allah. Ibu Tuhan, yang mengandung dan melahirkan Emanuel. Dialah yang menjadi berkat bagi dunia.
Elisabet sungguh menyadari, bahwa dirinya yang rapuh dan berdosa, tak pantas mendapat kunjungan semulia itu. Sampai ia berujar “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengujungi aku?”. Meski demikian, ia lebih bersukacita, sebab Maria telah membawa Tuhan, mengungnungi keluarganya.
Sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Moment Tuhan lahir, datang dan mengunjungi kita, di hati, dalam keluarga dan di tengah kekelaman kehidupan kita. Maka kita juga mesti dengan rendah hati dan jujur bertanya, “Siapakah aku ini, sampai mau lahir untuk aku?”.
Siapakah aku, mengajak kita supaya rendah hati dan jujur melihat diri, menyadari bahwa hidup kita juga rapuh dan berdosa. Tak layak menerima hadirnya Tuhan yang mulia. Namun kita bahagia, sebab Tuhan tak menolak kelemahan kita.
Ia sudi datang ke tengah situasi kita, karena ia mengasihi kita. Ia membawa harapan, dalam keterpurukan hidup kita. Ia bawa kasih dan pengampunan di tengah persdelisihan dan rasa benci kita. Ia membawa damai dan selamat bagi kita.
Mari siapkan hati, jadi kandang yang layak bagi lahirnya Tuhan. Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin
Amin.
Terimakasih Romo