Aksinews.id/Larantuka – Ini permintaan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat kepada para guru agar menjadikan PGRI sebagai rumah besarnya. Sehingga para pendidik dan tenaga kependidikan dapat menggunakan PGRI sebagai lembaga dalam membangun dan menebar kebaikan bagi negeri ini.
“Jadikan PGRI sebagai rumah besar guru, pendidik, tenaga kependidikan dalam memperjuangkan aspirasi, tempat saling bertumbuh dan berbagi, tempat silaturahmi membangun dan menyebarkan kebaikan bagi negeri. Semoga dengan semangat HUT ke-77 PGRI dan HGN Tahun 2022, semua guru bisa menjadi agen perubahan demi peradaban pendidikan yang lebih baik lagi,” ungkap Gubernur Viktor Laiskodat dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan staf ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Dr. Marius Jelamu, M.Si pada puncak HUT PGRI ke-77 dan HGN Tahun 2022 Tingkat Kabupaten Flores Timur di Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, Jumat (23/11/22).
Gubernur Viktor Laiskodat berharap agar para pengurus PGRI di semua tingkatan mengawal perjuangan dan aspirasi para guru, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan profesionalisme, kesejahteraan dan perlindungan dengan mengedepankan dialog berbasis data, santun dan bermartabat, tanpa membedakan status guru apapun.
Pada kesempatan itu, melalui sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Gunernur NTT, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Viktor mengatakan, dari aspek penguasaan ilmu pengetahuan atau kualitas output masih banyak guru yang perlu dibenahi. Ya, “Masih banyak guru yang perlu dibenahi. Tentu ini menjadi ‘pekerjaan rumah’ kita sekalian. Namun saya yakini, jika kita bekerja bersama, memiliki komitmen serta kesiapan diri memperbaiki berbagai persoalan, niscaya persoalan mutu pendidikan akan semakin baik,” kata Viktor Laiskodat.
Menurut dia, tidak mudah mengemban tugas mulia seperti yang dilakukan oleh guru, dimana ia harus mengajarkan, membimbing berkali-kali tanpa bosan sampai pelajaran bisa dipahami. “Guru tidak pernah bosan membimbing berkali-kali hingga pelajaran bisa dimengerti oleh peserta didik. Dapat dibayangkan, hal yang dilakukan oleh guru tersebut, terhadap begitu banyaknya peserta didik dan dalam kurun waktu yang lama, yakni bertahun-tahun hingga ia pensiun. Tak mudah mendedikasikan diri untuk terus menjadikan anak anak Indonesia bisa bersaing di kancah dunia, dengan kemampuan yang setara atau bahkan melebihi yang lain di dunia,” kata Gubernur NTT.
Sementara, Ketua PGRI Kabupaten Flores Maksimus Masan Kian dalam pidatonya merespon sejumlah pernyataan Gubernur NTT diantaranya terkait penyampaian aspirasi guru. Menurut mantan Ketua Agupena Flores Timur ini, PGRI Flores Timur sejauh ini dalam penyampaian aspirasi selalu mengedepankan etika, memiliki data dan menyalurkan melalui media yang tepat.
“PGRI Flores Timur sejauh ini, dalam menyampaikan aspirasi selalu mengedepankan etika. Aspirasi yang disampaikan selalu dengan data dan menggunakan saluran yang tepat. Semua aspirasi selalu disampaikan dan terus dikawal walau kadang hasilnya diterima tidak dalam waktu dekat seperti yang diharapkan tetapi doa dan harapan kiranya selalu ada solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh guru,” kata Maksi.
Maksi juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang telah merespon undangan PGRI Kabupaten Flores Timur. Semoga, kolaborasi terus tercipta untuk dapat membuahkan hasil yang baik dalam upaya bersama meningkatkan mutu pendidikan di NTT dan secara khusus di Kabupaten Flores Timur. (*/AN-01)