Aksinews.id/Larantuka – Kepolisian Resort (Polres) Flores Timur menduga motif Philipus Keluket Malik (PKM), 51 tahun, warga Tabali, Kelurahan Sarotari, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dipicu motif masalah ekonomi.
Ya, “Motif korban mengakhiri hidupnya diduga terkait masalah ekonomi,” ungkap Kapolres Flores Timur melalui Kasi Humas Polres Flotim, Ipda Anwar Sanusi, Selasa, 15 September 2022.
PKM ditemukan warga setempat tergantung dengan tali melilit di lehernya, dan ujung tali lainnya melingkar di dahan pohon mente di kebun warga setempat, tadi pagi. Dia ditemukan sudah tak bernyawa, karena tergantung tanpa bergerak sama sekali. Kedua tangan dan kakinya lurus ke arah tanah. Kepalanya agak miring dengan tali yang terjerat di lehernya.
Pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsy atas mayat korban. Mereka menerima kematian PKM sebagai musibah. Dan, hasil pemeriksaan medis di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Polres Flores Timur menerima laporan dari saksi ENK (50), warga Tabali yang menghantar anaknya ke sekolah dan melewati jalan dekat kebun. Saksi ENK melihat tubuh seorang sedang tergantung. Sehingga ia melaporkan kejadian tersebut ke Markas Polres Flores Timur.
Ya, “Laporan polisi nomor: LP/B/269/XI/2022/SPKT/Polres Flotim/Polda NTT, 15 November 2022,” papar Ipda Anwar Sanusi.
Sementara kakak kandung korban, Magdalena Sagu Malik (53) mengaku tahu kalau adik lelakinya itu sudah tak bernyawa dalam posisi tergantung di dahan pohon mente dari Elsa (18 tahun), tetangga korban di Tabali.
Saat itu, Elsa dan temannya, hendak berangkat menuju kebun. Namun mereka melihat korban tergantung di dahan pohon mente. Seutas tali tampak melilit di lehernya. Korban sama sekali tak bergerak. Kemungkinan sudah tak bernyawa.
Elsa lalu memberitahukan keadaan almarhum kepada Magdalena Sagu Malik. Ya, “Saya diberitahu saat saya masih berada di kebun. Anak itu bilang bapa gantung diri,” ungkap Magdalena, haru.
Ia sama sekali tak menyangka kalau saudaranya bisa berbuat nekad seperti itu. Pasalnya, selama ini, PKM dikenal seorang pekerja keras. Ia juga bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Flores Timur.
Magdalena menjelaskan bahwa dirinya bersama korban dan tiga anak korban tinggal serumah. Istri almarhum sedang merantau ke Malaysia. PKM bersama tiga orang anaknya tinggal bersama Magdalena. “Anak laki-laki dua orang, satu orang perempuan,” papar Magdalena.(AN-02)