Aksinews.id/Lewoleba – Ini cara para pegiat literasi, jurnalis dan Perpustakaan Daerah Lembata merayakan Bulan Bahasa 2022. Mereka berkolaborasi menggelar seminar bertajuk: Menelisik Peran Prof. Dr. Gorys Keraf dalam Perkembangan Pengajaran Bahasa di Indonesia.
“Terus terang kami di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata tidak punya anggaran untuk bikin kegiatan dalam kaitan dengan Bulan Bahasa pada bulan Oktober ini. Tapi, dengan kolaborasi bersama teman-teman komunitas literasi dan para jurnalis yang bertugas di Lembata, saya kira, kita bisa mengupayakan untuk melakukan sesuatu demi kemajuan daerah ini,” ungkap Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, Apolonaris Mayan, SPd dalam pertemuan panitia Bulan Bahasa 2022 di gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, belum lama ini.
Ia sendiri menyambut baik gagasan untuk mengabadikan nama tokoh nasional, penulis dan juga ahli bahasa, Profesor Dr. Gorys Keraf pada Gedung Perpusatakaan Daerah Kabupaten Lembata. “Kita mengkajikan melalui seminar nanti. Rekomendasi seminar akan sangat penting untuk tetap mengenang jasa dan sumbangsih besar Bapak Profesor Gorys Keraf bagi kemajuan pengajaran bahasa di Indonesia, sekaligus sebagai bukti sumbangan daerah ini bagi bangsa dan tanah air melalui seorang Profesor Gorys Keraf,” tandasnya.
Seminar yang sedianya digelar pada hari Kamis, 20 Oktober 2022 di aula Gedung Perpusatakaan Daerah, menghadirkan tiga orang nara sumber. Yakni, sejarahwan asal Lembata, Thomas B. Ataladjar (Penulis Buku LEMBATA dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya), peminat bahasa dan sastra Emanuel Prason Krova, S.Fil.,MSi (mantan jurnalis Detik di Malang, sekaligus pentolan Kelompok Studi Humanitas dan Schafternosa di Malang, Jawa Timur), dan mahasiswa Indonesia Jentera School of Law Gregorius Yoseph Laba yang akrab disapa Yoris Wutun (anggota Global Youth Panel for Education in Emergencies 2022).
Diharapkan agar seminar ini dapat memberikan pijakan dari aspek historis, filosofis maupun yuridis bagi penggunakan nama Profesor Dr. Gorys Keraf pada Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata.
Anak kandung Profesor Dr. Gorys Keraf, Dr. Catharina P. S. Keraf, SpPD, FINASIM atau keluarga lainnya diharapkan bisa menyampaikan testimoni soal sosok almarhum pada forum ini. “Kehadiran keluarga Bapak Profesor Gorys Keraf akan melengkapi informasi tentang beliau,” tandas Apol Mayan.
Sebagaimana diketahui sosok almarhum Prof. Dr. Gorys Keraf, merupakan seorang akademisi kelahiran Lamalera, Lembata, Nusa Tenggara Timur yang sangat berpengaruh dalam pengajaran Bahasa Indonesia di tanah air. Sumbangsihnya melalui buku “Tata Bahasa Indonesia” (1970) dan “Komposisi” (1971), sangat berpengaruh terhadap pengajaran bahasa baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi, terutama era 1970-an hingga 1980-an.
Ilmuwan bahasa dari Unika Atma Jaya, Jakarta, Bambang Kaswanti Purwo bahkan menyebut buku Tata Bahasa Indonesia karangan Gorys Keraf, “pengaruhnya begitu mendalam merasuki relung-relung pengajaran bahasa Indonesia”.
Bambang Kaswanti Purwo melakukan penelitian terhadap ratusan buku tata bahasa yang terbit tahun 1900-1982 (selama 82 tahun). Dari 174 buku tata bahasa Indonesia yang diteliti oleh Bambang, ada dua buku yang paling banyak dibaca dan berpengaruh luas di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia selama lebih dari 25 tahun. Kedua buku itu adalah (1) Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia (jilid 1 dan 2) karangan Sutan Takdir Alisjahbana (STA) dan (2) Tata Bahasa Indonesia karangan Gorys Keraf.
Buku “tata bahasa STA” (1949) sampai tahun 1981 (selama 32 tahun) telah mengalami cetak ulang ke-43 (jilid 1) dan cetak ulang ke-30 (jilid 2). Sementara, buku “tata bahasa Gorys Keraf” yang terbit tahun 1970, sampai dengan tahun 1984 (selama 14 tahun) telah mengalami cetak ulang ke-10, dan sampai beliau meninggal dunia pada 30 Agustus 1997 (selama 27 tahun) telah mengalami cetak ulang ke-15.
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada tahun 1989 mensinyalir bahwa buku yang paling banyak dibajak dan dijual secara ilegal di pasaran pada kurun waktu 1970-an dan 1980-an adalah buku Tata Bahasa Indonesia karangan Gorys Keraf. Keperkasaan buku ini mulai berkurang setelah Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen P dan K meluncurkan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia pada tahun 1988.
Gorys Keraf bisa dibilang sebagai ilmuwan bahasa. Dalam buku-bukunya, ia menciptakan rumus-rumus ketatabahasaan yang masih dipakai hingga saat ini. Tidak hanya itu, berdasarkan hasil penelitiannya yang mendalam atas bahasa-bahasa Nusantara sebagaimana dipaparkannya dalam bukunya Linguistik Bandingan Historis (1984) membuahkan sebuah “teori baru” tentang asal-usul bahasa dan bangsa Indonesia yang mengejutkan banyak ahli antropologi.
Teori Keraf menyebutkan, nenek moyang bangsa Indonesia “berasal dari wilayah Indonesia sendiri”, bukan dari mana-mana, bukan pula dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka sebagaimana dipahami masyarakat umum. Teorinya ini didasarkan pada tiga landasan tinjauan, yakni (1) situasi geografis masa lampau, (2) pertumbuhan dan penyebaran umat manusia, dan (3) teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.
Sebelum meninggal di Jakarta, 30 Agustus 1997 pada usia 60 tahun dan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Gorys Keraf juga menulis sejumlah buku antara lain Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum (1992), Diksi dan Gaya Bahasa, Eksposisi dan Deskripsi, serta buku Argumentasi dan Narasi.
Selain menggelar seminar, kolaborasi komunitas literasi, jurnalis dan Perpusda Lembata juga menggelar perlombaan pidato dan monolog tingkat SLTA, dan paduan suara tingkat SLTP. “Pembukaan seluruh rangkaian kegiatan ini akan dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2022 oleh Penjabat Bupati Lembata, setelah melakukan karnaval budaya para pelajar se-Kota Lewoleba,” jelas Apol Mayan.
Seluruh rangkaian kegiatan ini akan berakhir pada tanggal 28 Oktober 2022 melalui upacara di halaman depan Gedung Perpustakaan Daerah sekaligus melaunching nama Gedung Perpustakaan Daerah Prof. Dr. Gorys Keraf. “Kami harapkan dukungan semua pihak bagi suksesnya seluruh rangkaian kegiatan ini,” ucap Apol Mayan, berharap. (AN-01)
Terima kasih. Beliau adalah kebanggaan kita semua. Bahagia di Surga abadi 🙏