Jumad, 02 September 2022
1Kor.4:1-5 ; Luk.5:33-39
Pekan Biasa XXII
“Anggur baru harus disimpan dalam kantong baru juga” (Luk. 5:38)
Yesus bicara tentang “anggur baru” dan “kantong kulit tua”, sebagai kritik atas perbedaan sikap dan pandangan orang Farisi, ahli Taurat dengan Yesus terkait kebiasaan dan adat istiadat lama.
“Anggur baru”, adalah hal atau pengajaran baru, gagasan pembaharuan yang dibawa Yesus. Sedangkan, orang Farisi dan ahli Taurat, ibarat “kantong tua”, yang kuat melekat pada kebiasaan dan adat istiadat lama.
Mereka sulit menerima dan mengamini cara baru, spirit baru, bahkan gagasan pembaharuan dan korektif yang dibawa Yesus. “Kantong tua”, identik cara pikir dan tradisi lama yang sudah mapan. Enggan berubah kerena menganggap gagasan baru dari Yesus mengoyak tradisi.
Semisal konsep berpuasa. Bagi Yesus, puasa tidak sekedar menahan diri tidak makan dan minum, melainkan ugahari, pengekangan diri, tidak melekatkan hati pada materi agar lebih dekat dan Tuhan.
Jujur, belum semua kita menjadi “kantong baru”, yang layak menerima “anggur baru” dari Tuhan. Belum sepenuhnya Hidup dalam roh, kebenaran dan kasih Tuhan. Kita masih terikat cara hidup lama dalam dosa, melekat pada kebiasaan-kebiasaan tak terpuji, penuh manipulasi, tidak jujur, niat buruk mengorbankan sesama, yang tak sejalan dengan kehendak Allah.
Kita mesti punya spirit “kantong baru” dalam diri. Hati yang tulus dan terbuka menerima dan menjalani kehendak Allah. Tak perlu egois, menolak gagasan, ide, inovasi dan terobosan yang prospektif. Tapi mesti juga selektif agar tidak sekedar sesasi, mendapat pujian, melainkan mesti membawa dampak bagi bonum commune atau kebaikan bersama.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Amin. ..terimakasih atas renungannya KK Romo🙏🏽😇