Senin, 29 September 2022
Yer.1:17-17 : Mrk.6:17-29
PW. Wafatnya St. Yohanes Pembabtis, Martir
“Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepada ku kepala Yohanes pembabtis dalam sebuah talam! ” (Mrk.6:25)
Yohanes sungguh sosok militan. Ia berani mempertaruhkan hidupnya secara heroik, demi sebuah kebaikan dan kebenaran yang ia kritisi dan perjuangkan.
Kita ingat kisahnya, Ia tak segan menegur Herodes, penguasa lalim yang berlaku tak pantas mengambil Herodias, istri saudaranya, menjadi istrinya. Katanya, “Tidak pantas engkau mengambil istri saudaramu”.
Resikonnya, Ia sudi mendekam di penjara, karena telah mencela aib seorang penguasa. Padahal dalam diam, Herodes senang mendengar dia, menganggumi pewartaannya, bahkan mengakui Yohanes sebagai orang benar dan suci, yang mesti dilindungi.
Tetapi apa daya, penguasa punya segala, termasuk kesewenangan dan penyimpangan yang diamini benar, meski harus mengorbankan hidup seseorang. Ironis, mengorbankan nyawa Yohanes sebagai hadiah, hanya demi gengsi penguasa. Herodes tega memenggal kepala Yohanes, demi janji murahannya terhadap Putri Herodias, demi rasa malunya terhadap para tamu, dan demi balas dendam terselubung di hati Herodias yang merasa telah dipermalukan oleh celaan Yohanes.
Harga sebuah perjuangan, memang tak murah. Maka tak heran, banyak orang memilih diam, demi rasa nyaman dan tak mau ambil resiko. Jika kita tak sanggup menabrak dinding, berilah dukungan kepada saudara yang komit demi nasib banyak orang yang terabaikan. Janganlah membiarkan mulut mencela segelintir orang yang berani bicara, beda sikap, bahkan menentang kelaliman, demi menguak sebuah aib, kebohongan, dan ketimpangan yang sengaja disembunyikan.
Kematian Yohanes begitu berharga bagi gereja, karena syarat pesan moralnya. Tentang berartinya hidup sebagai orang benar. Tentang mahalnya sebuah perjuangan memenangkan kebaikan, kejujuran dan kebenaran. Meski tubuh harus tersiksa dan menderita di tangan pembenci kebenaran dan kejujuran, tetapi kita yakin jiwa kita akan damai dan tenang di dekap kasih Allah.
Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin