Sabtu, 20 Agustus 2022
Rut.2:1-3.8-11;4:13-17 ; Mat.23:1-12
PW St. Bernadus, Abas dan Pujanggan Gereja
“karena mereka mengajarkan tetapi tidak melakukannya” (Mat.23:3)
Orang Farisi dan Ahli Taurat menduduki kursi Musa. Artinya, mereka punya wewenang mengajar jalan-jalan Allah. Setia menjaga perintah dan larangan Allah atas hidup umatNya. Bahkan menilai dan menghukum perbuatan umat yang bertentangan dengan aturan hidup beragama.
Tetapi mengapa Yesus mengeritik mereka? Karena mereka mengajar, tetapi tidak melakukannya. Mereka seolah menaruh beban ke pundak orang, tetapi tidak mau memikulnya bersama. Jika melakukan kewajiban agama, niatnya hanya untuk dilihat orang. Banyak pura-puranya.
Kritik yang sama tertuju kepada kita juga, agar senantiasa menyelaraskan hidup kita dengan ucapa-ucapan kita. Karena kadang kita tak beda laku dengan Orang Farsi dan Ahli Taurat. Mengajarkan kerendahan hati, tetapi berlaku pongah dan angkuh. Mengajar ketulusan dan kejujuran, tetapi hidup penuh kepura-puraan. Melakukan kewajiban agama, sekedar rutinitas, atau hanya untuk dinilai baik.
Olehnya, lakukan kebaikan apapun dengan tulus, tanpa modus. Tidak untuk dipuji atau dianggap berjasa. Atau, alasan tersembunyi lainnya. Hiduplah baik, tulus, apa adanya, sebagai wujud nyata iman dan cinta Kristiani kita.
Ingat, jika sering memberi nasehat bijak, imbangi dengan teladan hidup baik dan terpuji. Agar kata-kata kita tidak mubasir.
Jika pernah membuat janji, mesti punya kewajiban moril untuk menepatinya. Agar tidak dianggap pembual.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Amin Romo
Terimakasih… SALVE🙏