Mawar, bukan nama sebenarnya, gadis muda dan cantik. Ia datang ke Kota Larantuka untuk mencari kerja. Namun, dalam perjalanan waktu ia berkenalan dengan Bunga (19), juga bukan nama sebenarnya, bersama beberapa rekan seusianya, yang terjebak dalam prostitusi online tersebut.
Suatu waktu, cerita Mawar, ia bersama Bunga pergi ke pantai dekat Pura Agung Weri untuk bersenang-senang, sekedar berfoto-foto. Namun di sela-sela foto bersama, ada seorang bapak yang menawarkan jasa sekali “pakai” dengan tarif Rp 250.000.
Ya, “Ada satu bapa tua parkir motor depan kami lalu tanya, ade bisa pakai berapa? Lalu Bunga bilang 25 (Rp 250.000),” kisah Mawar kepada wartawan.
“Bisa kurang lagi ne?,” ujar orang tua itu dalam dialeg Nagi yang kental, sambil merayu-rayu.
“25 sudah cukup. Lalu orang tua terus memberikan rayuan kepada Bunga,” kisahnya melanjutkan.
Saat itu, Bunga menolak. Namun seperjalanan jauhnya mereka. Bunga berpikir ulang dan kembali mencari lelaki tersebut.
“Kita rayu bapa tua itu dulu le. Kita uang lagi tidak ada,” kata Bunga, seperti ditirukan Mawar.
Karena lelaki itu tidak ada, keduanya beralih ke salah satu wilayah dekat sebuah bangunan tempat ibadah. Ada jalan setapak tanah menuju ke sana.
Lalu, Mawar menghantar sahabatnya Bunga ke tempat situ. Ia pun bertanya kepada pemilik “kandang kambing” (sebutan untuk bangunan berdinding bambu dan beratap seng) tersebut.
“Jika ada tamu, bisa telpon lewat kita, nanti kita angkat,” paparnya.
Dari situlah, Mawar tahu bahwa teman-temannya sering melayani pria hidung belang. Saking berteman dengan Bunga dan teman-temannya, ia pun sampai-sampai dicap buruk serta diduga masuk dalam kumpulan teman-temannya tersebut.
Hal itu ia rasakan saat seorang temannya sempat menawarkan dirinya kepada orang lain. Ia malah tidak tahu apakah tawaran itu bersifat candaan atau benar.
“Kita pung teman satu. Dia buka kita punya foto dia tunjuk laki-laki. Laki-laki itu juga saya kenal. Perempuan itu bilang barang mahal. Paling mahal satu juta paling murah delapan ratus,” ungkapnya.
Namun, dirinya tidak terperdaya oleh niat busuk temannya tersebut. Meski begitu, ia mengaku sempat menjembatani transaksi Open BO antara temannya sendiri dengan seorang pria yang meminta bantuannya.
“Itu laki-laki tanya kita (melalui chat facebook), apakah ada teman yang mau dibayar. Terus kita tanya teman, kebetulan dia butuh uang, dia mau. Waktu itu bawa di hotel. Bayar 250 ribu rupiah,” tuturnya. (AN-02)