Aksinews.id/Lewoleba – Ruas jalan yang menghubungkan jalan utama Trans Nagawutung dengan jalan negara Waijarang – Balauring, hampir 20 tahun ini dibiarkan rusak. Beberapa kali dibenahi, namun kualitas kerja yang buruk mengakibatkan usia badan jalan tak sampai setahun.
Menariknya lagi, ruas jalan yang bermuara di kawasan Pasar Pada itu pernah dikerjakan beberapa tahun lalu. Namun perbaikan dengan produk akhir hotmix hanya dikerjakan sepotong, dari Pasar Pada hingga kediaman seorang politisi Partai Golkar. Selebihnya, dibiarkan rusak parah. Padahal, ruas jalan ini menjadi satu-satunya akses menuju kawasan pekuburan umum Bluwa, dan perkebunan kelapa milik warga.
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Lembata dilaporkan pernah beberapa kali melakukan pengukuran dan foto-foto kondisi eksisting jalan tersebut. Namun sampai kini belum ada kabar soal anggaran perbaikan badan jalan tersebut.
Boleh jadi, hal inilah yang bikin anak-anak muda setempat nekad bergotong royong mengerjakan perbaikan ruas jalan tersebut. Ini bukan kali pertama anak-anak muda yang dimotori aktivis Taman Daun, Jhon Sule Batafor, melakukan aksi gotong royong perbaikan jalan. Sebab, beberapa tahun belakangan, mereka terjun memperbaiki ruas jalan pada segmen kritis di beberapa wilayah.
Kamis, 7 Juli 2022, puluhan pemuda Woloklaus, Kecamatan Nubatukan, bersama sejumlah relawan Taman Daun, bergotong royong dari pagi hari mengerjakan perbaikan ruas jalan sepanjang hampir 600 meter. Mereka menimbun kubangan-kubangan badan jalan, dan melakukan pengecoran lantai jalan dengan semen.
John Batafor yang pertama kali menginisiasi aksi gotong royong perbaikan jalan rusak tersebut menuturkan, mulanya ia merogoh kantong pribadi untuk mengadakan sejumlah material yang digunakan untuk perbaikan jalan, seperti semen, pasir, air, dan mesin molen cor semen.
Dia kemudian menghimpun para pemuda di lingkungan Woloklaus untuk bergotong royong (gemohing) memperbaiki jalan rusak. “Saya sering lewat sini dan prihatin jalan buruk begini,” ujar John.
Lebih dari itu, John menyebutkan, akses jalan yang diperbaiki tersebut merupakan jalan alternatif masyarakat dari desa di wilayah kantong produksi pertanian menuju ke Pasar Pada, Kota Lewoleba.
Mereka lebih memilih pintas di ruas jalan areal Bluwa karena jalan dari Waikomo ke Pasar Pada juga terancam putus dan tak pernah diperhatikan pemerintah.
Memang, ruas jalan dari kawasan persawahan Waikomo ke Pasar Pada sudah putus total dan tak bisa dilalui kendaraan bermotor. Sehingga warga petani Waikomo memilih jalur jalan di kawasan Bluwa itu.
Disaksikan media, para pemuda menambal jalanan yang berlubang dengan campuran semen hingga mulus. Untuk sementara kendaraan juga dialihkan melintas di jalur lain. (AN-01)