Aksinews.id/Lewoleba – Doktor filsafat jebolan Hochschule für Philosophie München, Jerman, Pater Dr. Otto Gusti Ndegong Madung, SVD mendorong jajaran pengurus Dewan Pastoral di paroki-paroki untuk berkolaborasi guna mendapatkan figur pemimpin daerah yang benar-benar mau bekerja untuk rakyat.
Ketua Sekolah Tinggi Filsafat (STFK) Ledalero ini mengharapkan gereja Katolik ikut memberikan pendidikan politik kepada warga masyarakat pemilih. Sehingga proses politik dalam pemilu bisa menghasilkan pemimpin daerah yang benar-benar diharapkan.
Hal itu disampaikan Pater Dr. Otto Gusti Ndegong Madung, SVD ketika tampil sebagai pembicara tunggal dalam seminar 100 Tahun Misi SVD di Lembata, yang digelar dalam gereja St. Arnold Jansen, Waikomo, Lewoleba, Lembata, Minggu (11/6/2022). Pater Otto Gusti,SVD mengupas materi bertajuk: Mengembangkan Pastoral Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Tuhan.
Dalam materinya, Pater Otto Gusti menekankan soal model misi yang terbuka terhadap dunia menekankan bahwa Gereja tidak diutus untuk melayani dirinya sendiri. “Melainkan untuk menjadi berkat bagi semua manusia apa pun latar belakangnya, dan bagi alam semesta ciptaan Allah,” tandasnya.
Jika tidak demikian, sambung pastor yang menyelesaikan studi program magister Philosophisch-Theologische Hochschule Sankt Gabriel, Mődling bei Wien, Austria, ini, gereja akan menghabiskan sumber daya yang ada padanya dan gagal menjadi kabar baik bagi lingkungannya. “Gereja tidak boleh menarik diri dari dunia, tapi harus masuk ke tengah dunia. Gereja harus menjadi gereja missioner,” tandasnya.
“Itu berarti, Gereja harus mewartakan Sabda Allah yang membebaskan.”
“Ia (Gereja) harus mampu mendengarkan jeritan para tawanan, menyembuhkan yang sakit, mengadvokasi para korban yang dirampas hak-haknya, dan menurunkan semua yang congkak dari singgasana kekuasaan termasuk singgasana imperium ekonomi yang dibangun di atas piramida kurban manusia,” tegas Pater Otto Gusti, SVD.
Keterlibatan misioner Gereja ini harus dibangun atas basis spiritualitas yang kokoh yakni iman akan inkarnasi.
“Lewat peristiwa inkarnasi Putera Allah telah mengundang kita menuju revolusi cinta yang mesrah,” tandasnya menyitir EG, 88.
“Yesus adalah seorang revolusioner dan sekaligus panutan satu-satunya bagi semua orang Kristen,” ujar Pater Otto Gusti.
Mengomentari pernyataan peserta seminar yang menyoroti soal perbedaan pelayanan pastoral pada jaman dahulu dengan pastor-pastor sekarang, imam Katolik anggota ordo Societas Verbi Divini (SVD) ini menuturkan bahwa pastor hendaknya tidak hanya menjalankan tugas-tugas pelayanan sakramen semata. Pemimpin gereja diharapkan terlibat dalam masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan budaya.
“Saya sebagai ketua STFK Ledalero mengijinkan mahasiswa, frater-frater untuk berunjukrasa, bila perlu saya juga turun berunjukrasa,” tegasnya.
Dia mengharapkan agar para pastor di paroki-paroki juga mengembangkan pendidikan politik bagi umat di paroki. Bahkan, diharapkan agar tercipta kolaborasi antar paroki untuk mencari calon pemimpin yang benar-benar mau bekerja untuk rakyat. “Politisi kasih uang untuk mendapatkan suara, harus bisa dilawan. Beritahu masyarakat bahwa dia kasih keluar uang, maka saat berkuasa pun dia berusaha untuk mencari kembali uangnya bisa 10 kali lipat,” tandasnya.
Pater Vande Raring, SVD dan Pater Eman, SVD juga menambahkan agar gereja tidak tinggal diam dalam menghadapi kekuasaan yang tidak berpihak pada rakyat. Menurut mereka, gereja harus terlibat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat.
Pater Vande menjelaskan bahwa para pastor SVD menjalankan misi di daerah-daerah yang belum tersentuh secara baik. “Kalau pelayanan public sudah bagus dan para pastor diosesan sudah kuat, maka SVD akan berpindah,” jelas dia.
Asal tahu saja, di Dekenat Lembata, hanya tersisa Paroki Waikomo yang masih dipimpin pastor SVD. Sehingga imam-imam SVD lebih banyak dikirim keluar negeri untuk melakukan pelayanan pastoralnya disana.
Seminar yang digelar di Paroki Waikomo ini merupakan rangkaian kegiatan menyongsong puncak perayaan 100 Tahun Misi Societas Verbi Divini (SVD) di Lembata pada bulan September mendatang. (AN-01)