Aksinews.id/Lewoleba – Mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang menggelar Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) bertajuk “Menjadi Pemimpin Yang Kritis – Progresif di Era Post-Modern”, di Susteran SPSs Belo, tanggal 19 – 21 Mei 2022. Ini merupakan upaya menanamkan jiwa kepemimpinan yang kritis-progresif pada mahasiswa.
Kegiatan diawali dengan pengumpulan peserta di aula FISIP Unwira pada pukul 07.00 Wita. Mereka dilepas oleh Dekan FISIP, Drs. Marianus Keleden, M.Si.
“Kita harus belajar dari alumni Unwira yakni orang-orang hebat yang sekarang sudah terjun ke berbagai instansi seperti di bidang pendidikan yakni sebagai dosen, di bidang media masa, banyak yang sudah menjadi jurnalis hebat, dan kemudian yang terakhir di bidang pemerintahan, banyak yang sudah menjadi kepala dinas,” ujarnya, memotivasi mahasiswa.
“Artinya, bahwa dari orang-orang hebat ini, kita harus belajar bahwa melalui suatu proses itu tidak mudah, namun akan kita rasakan kelak bagaimana hasil dari proses yang sudah kita lalui ini,” kata Dekan FISIP Unwira.
Selanjutnya, peserta diberangkatkan ke lokasi kegiatan pada pukul 10.30 Wita, dan tiba di Belo pada pukul 12.30 Wita. Kemudian dilanjutkan dengan acara pembukaan kegiatan.
Ketua HMPS Ilmu Pemerintahan, Oktofianus Beda Paun dalam sambutannya memberikan harapan bahwa Output dari kegiatan ini sangat penting untuk peserta sendiri dalam upaya pembentukan karakter. “Ketika kita keluar dari sini, maka kita perlu untuk bisa melihat, menyikapi dan mengkritisi segala situasi dan persoalan-persoalan yang ada di sekitar kita,” ujarnya.
Mewakili Ormawa kampus, ketua Senat Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang yang membawakan sambutan. Dia bertolak dari filosofi seorang filsuf, bahwa menjadi seorang pemimpin kita harus menjadi singa dan kita juga harus menjadi kancil.
“Kita sepantasnya seperti singa supaya kita jangan pernah takut untuk menghadapi situasi dunia yang kejam, dan menjadi seorang pemimpin harus licik seperti kancil, mengatur strategi untuk mengatasi masalah yang kita hadapi,” tandasnya.
Sekretaris Program Studi Ilmu Pemerintahan, Frans Bapa Tokan dalam sambutannya mengingatkan sial belajar bertanggungjawab. Ya, “Di sini kita belajar bersama untuk mengelola tanggungjawab bersama. Maka disinilah kita dilatih untuk mencapai suatu tujuan bersama yang menjadi impian kita,” ujarnya.
“Saya harap peserta dapat mengikuti kegiatan ini sebaik mungkin sampai akhir dan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari LKMM dan mengaplikasikannya,” ungkap dia.
Hari kedua, Jumat, 20 Mei 2022, peserta mengikuti penyajian materi. Antara lain, WHO A’M I yang dibawakan Maxedis Lamawato, Motivasi Berorganisasi (Ronal Raya), Kesekretariatan dan Job Description (Sekum HMPS), Kepemimpinan Pemerintahan (Frans B. Tokan), dinamika politik praktis (Gusti dan Ira), Dinamika Kelompok (Emanuel Kosat), Analisis SWOT (Hipol Mawar), Public Speaking, Debat dan Diskusi (Jovic dan Brian Galung), Pidato dan Rapat (Erik Jondo dan Dedan Tumnanu).
Kegiatan berlangsung selama tiga hari di bawah tanggungjawab Panitia, SC dan HMPS Ilmu Pemerintahan. Peserta sangat antusias dan semangat dalam kegiatan yang sudah dirancang oleh panitia LKMM Ilmu Pemerintahan.
Penutupan kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 21 Mei 2022, dengan pembakaran api unggun yang dipimpin langsung oleh Ketua HMPS.
Dalam menutup kegiatan tersebut pada 21 Mei 2022, Urbanus Ola mewakili Ketua Program Studi, menyampaikan beberapa spirit dari LKMM yakni adaptasi. Artinya, melalui kegiatan ini, peserta beradaptasi di perguruan tinggi dengan situasi-situasi yang ada.
“Spirit yang kedua adalah mewariskan skill untuk mengelola organisasi di jenjang perguruan tinggi,” kata Ola.
“Perbedaan antara organisasi luar dan perguruan tinggi adalah kemampuan intelektual dalam mencerna sesuatu yang ada di sekitar kita.”
“Dalam LKMM Perpaduan antara 4 bidang dalam organisasi perguruan tinggi ini, yakni penalaran, minat bakat, bakti sosial dan kesejahteraan. Empat bidang ini sudah kita terapkan dan ini menunjukkan kepekaan kita dalam situasi sosial yang ada di sekitar kita. Patut diapresiasi, namun jangan pernah puas tetapi tetaplah beradaptasi dengan kemampuan intelektual kita, karena masih banyak orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan kehadiran kita dalam kekurangan mereka,” tutup Urbanus Ola, sekaligus menutup kegiatan dengan resmi. (*/AN-01)