Aksinews.id/Lewoleba – Kegiatan rekoleksi sebagai pembinaan iman bagi siswa siswi Katolik SMPN 4 Nubatukan dinilai Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomes telah sejalan dengan harapan gereja lokal Keuskupan Larantuka. Sebab, Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr memang sedang mendorong penyiapan generasi muda untuk 20 tahun kedepan.
“Ini persiapan sebuah generasi baru, 20 tahun kedepan. Karena gereja melihat kemajuan di bidang teknologi informasi membawa dampak yang sangat besar bagi perkembangan anak-anak. Gereja menginginkan anak-anak, orang-orang muda, sebagai pewaris masa depan bangsa dan negera, termasuk gereja, betul-betul menjawabi harapan gereja. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama yang sudah menyelanggarakan kegaiatan ini sebagai bentuk jawaban terjadap harapan gereja (Katolik),” ungkap RD Sinyo da Gomes.
Hal itu disampaikan Deken Lembata, RD Sinyo da Gomes ketika menyampaikan sambutan pada pembukaan rekolasi yang digelar SMPN 4 Nubatukan di Hotel Anisa, Lewoleba, Lembata, Senin (23/5/2022). Kegiatan ini atas dukungan Kementerian Agama, dengan pagu anggaran sebesar Rp75 juta, yang diserahkan Kepala Tata Usaha Kantor Kemenag Lembata, Andreas Sakera.
“Gereja senantiasa mengharapkan setiap pengguna internet, pengguna media sosial, hendaknya menggunakan itu secara bijaksana dan bertanggungjawab. Karena melalui internet kita bisa memperoleh banyak hal, yang baik yang akan membawa kita kedalam surga maupun yang akan membawa kita kedalam neraka,” tandas RD Sinyo da Gomes.
Karena itu, dia mengharapkan agar semua pihak, baik orang tua siswa maupun para guru, dapat menjaga anak-anak muda agar tidak salah arah. “Semuanya ada di depan mata kita. Maka orang tua, guru, dan kita semua menjaga anak-anak kita agar menjadi orang yang baik di masa depan,” tegasnya, lagi.
Di masa pandemi Covid-19, menurut Deken Lembata, telah memaksa semua pihak, mau tidak mau, harus menggunakan internet. “Memang pasti ada pengaruh positif. Tapi, ada juga pengaruh negative yang mengkhawatirkan, mencemaskan,” ucapnya.
Sejak Covid-19 melanda, para siswa dipaksa untuk lebih banyak menggunakan media sosial dan internet karena tidak bisa melakukan pembelajaran tatap muka.
“Dan itu secara tidak sadar akan bawa dampak yang tidak bagus. Kalau mau jujur saya katakan bahwa internet dan media sosial punya pengaruh positif, ada orang bisa gunakan untuk belajar banyak hal,” katanya.
“Kedua, orang juga melatih diri dan mengenal banyak orang. Mudahkan dapatkan banyak hal. Dunia ada di ujung jari kita. Hanya dengan sentuh layar hp seluruh dunia bisa kita lihat. Tapi tidak sedikit juga dampak negatif dari media sosial dan media online,” tegasnya.
Media sosial dan media online, lanjutnya, tanpa disadari juga membuat orang kecanduan. Orang bisa habiskan waktu berjam-jam hanya berselancar di medsos.
Akhirnya waktu belajar diabaikan. Waktu sembayang dan misa diabaikan. Karena berjam-jam ada di depan layar media online.
Kecanduan untuk berselancar di dunia maya membuat orang kehilangan bersosialisasi.
“Tanpa disadari dapat membuat yang jauh jadi dekat dan yang dekat jadi jauh,” tandas RD Sinyo da Gomes.
Kegiatan pembinaan siswa Katolik diselenggarakan Kantor Kementerian Agama Lembata diikuti 292 siswa SMPN 4 Nubatukan. Juga, hadir para guru dan pegawai SMPN 4 Nubatukan. (AN-01)