Aksinews.id/Lewoleba – Pengelolaan penyakit kronis (prolanis) merupakan sebuah upaya proaktif. Upaya ini dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan masyarakat di semua lini terdepan. Tujuannya adalah untuk mengendalikan laju perkembangan penyakit kronis, khususnya hipertensi (tekanan darah tinggi-Red) dan Diabetes Melitus (DM).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Maumere, I Gusti Ngurah Arie Mayanugraha mengatakan itu dalam Pertemuan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Penyakit Kronis, di aula Hotel Olimpic, Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu (27/4/2022).
Pertemuan dihadiri para petugas penginput ‘Primary Care’ di Puskesmas se-Kabupaten Lembata. Hadir pula pejabat fungsional dan para pelaksana pada Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.
Dalam paparan materinya, Arie, demikian Kepala BPJS Cabang Maumere itu biasa disapa, menyebutkan tingginya kesenjangan antara peserta yang terdata dengan peserta yang diskrining kedua jenis penyakit kronis tersebut di Kabupaten Lembata. Menurutnya, saat ini prosentase peserta yang harus diskrining di Lembata masih cukup rendah.
“Target kita minimal 15% dari total peserta harus diskrining hipertensi dan DM. Jadi, sesuai jumlah peserta yang ada di Lembata maka harus ada 15.522 peserta yang diskrining. Target itu belum tercapai,” urainya.
Terhadap materi yang disampaikan Arie, Mikhael Inguliman, A. Md. Kep dari Puskesmas Lewoleba mengakui rendahnya data tersebut. Hal itu terjadi terutama karena minimnya penginputan. Namun demikian, kegiatan-kegiatan dalam rangka skrining oleh Puskesmas selalu dilakukan. Inguliman juga menanyakan soal dampak dari upaya pengendalian hipertensi dan DM yang cukup sulit.
“Kita sudah berusaha dari hari ke hari. Edukasi kita gencarkan. Perawatan atau pengobatan selalu kita berikan. Tapi kadang, kondisi penderita tidak membaik juga hanya karena pola makan dan istirahatnya tetap tidak berubah. Nah, ini bagaimana?,” ungkap Inguliman dengan nada sedih.
Menanggapi pertanyaan Inguliman, Arie menganalogikan para tenaga kesehatan (nakes) dengan lampu lalu lintas.
“Nakes itu sama seperti lampu lalu lintas. Harus memberi peringatan berhenti dan hati-hati. Tapi kalau pengendaranya tidak taat, ya gak apa-apa. Yang penting kalau dia celaka, itu bukan karena kelalaian kita,” paparnya. (DK)