“Lebih baik bagimu, jika satu orang mati, dari pada seluruh bangsa kita binasa” ((Yoh. 11-49)
Sabtu, 09 April 2022
Yeh, 37:21-28; Yoh.11:45-56
Prapaskah V
Berkorban demi nasib dan kebaikan banyak orang itu sangat mulia. Tetapi tidak bermartabat jika “satu orang mati” atau dikorbankan demi kepentingan dan rasa nyaman penguasa lalim.
Dari kaca mata insani, Yesus jelas-jelas mati karena jadi korban ketidakadilan. Ia dibungkam karena berani mendobrak kemapanan penguasa demi membela hak orang kecil. Disingkirkan karena tak segan mengeritik praktek adat kebiasaan yang membelenggu rakyat kecil, demi solidaritasnya kepada mereka yang lemah dan terpinggirkan.
HadirNya bagai duri dalam daging. Meresahkan dan terus mengusik. Karenanya Ia segera dilenyapkan supaya para penguasa tetap nyaman dalam kemamapanan mereka. Sungguh tragis mengorbankan orang tak bersalah.
Tetapi dari kaca mata Illahi, derita dan kematian Yesus adalah wujud cinta dan pengorbanan. Dan kata-kata Kayafas merupakan nubuat tentang pemenuhan karya keselamatan. “Satu orang” yang dimaksud adalah Yesus. Dia akan mati “agar segala bangsa tidak binasa” (Yoh.11:51). Ia akan menderita dan mati sebagai tebusan bagi banyak orang. Sungguh mulia!
Firman hari ini mengingatkan kita, bahwa :
Pertama, banyak pemimpin, juga kita, diam-diam resah dan tidak nyaman, merasa disaingi jika melihat sosok lain lebih berpotensi, lebih berefek, lebih bisa diandalkan. Lebih baik disingkirkan!
Kedua, miliki sikap suportif. Banggalah jika memiliki banyak saudara yang kaya potensi, militan dan rela berkorban, mau mendedikasikan diri demi kebaikan bersama. Janganlah sungkan memberi pujian!
Ketiga, berkorban itu mulia meski terasa pahit. Tetapi jangan mengorbakan siapapun dengan alasan apapun. Itu naif dan serakah!
Tuhan memberkati. SALVE.***
Amin
Amin Romo
Terimakasih🙏 selamat siang Romo🙏
“Berkorba itu mulia meski terasa pahit” Amin.