Aksinews.id/Lewoleba – Perjuangan membantu masyarakat kurang mampu ternyata mendapatkan apresiasi dari media nasional. Majalah nasional The One Mag menganugerahkan penghargaan The Best One Awards 2022 kepada Koordinator Relawan Taman Daun, John S J Batafor.
Penghargaan ini diberikan kepada figur-figur terbaik yang menginspirasi dari berbagai sektor di daerah. Penerimaan penghargaan ini akan dilakukan pada Jumat (25/3/2022) mendatang di Bali.
John Batafor saat dihubungi aksinews.id, Senin (14/3/2022), malah menyatakan, penghargaan ini lebih pantas didedikasikan untuk orang-orang yang sedang mengalami kesusahan yang saat ini termarjinalkan baik dari aspek pendidikan dan ekonomi.
Ya, “Ini pantas diberikan kepada orang susah. Kalau ditanya kenapa? Ya karena mereka harus dihargai karena meski susah, namun masih mampu bertahan dan setia hidup di Indonesia,” ungkap John, datar.
Menurutnya, faktor terbesar yang membuatnya mendapat penghargaan ini adalah karena ada orang susah, ada pendidikan yang terbelakang dan alam yang rusak.
Oleh karena itu, melalui penghargaan yang mengusung tema Indonesia Inspiring Figure ini, John berharap semua orang maupun pemerintah bersama-sama memfokuskan perhatian pada persoalan kemiskinan, akses pendidikan yang terbatas bagi anak-anak di pelosok dan kerusakan alam.
“Karena ada orang susah, karena ada pendidikan yang terbelakang, karena ada alam yang rusak maka saya dapat penghargaan. Jadi penghargaan itu milik semua yang susah, terbelakang dan hancur,” ungkapnya.
John merupakan koordinator relawan Komunitas Taman Daun di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur yang acap kali melakukan aksi sosial untuk membantu korban erupsi gunung api Ile Lewotolok pada September 2020 dan banjir bandang pada April 2021.
Tak cuma itu. Dia juga mendirikan rumah hunian sementara (huntara), menyediakan penerangan tenaga matahari bagi penyintas di pengungsian. Pun, memperbaiki atap rumah warga di lingkar gunung Ile Lewotolok yang rusak dihantam material letusan gunung api.
Saat erupsi terjadi, John bersama relawan Komunitas Taman Daun juga melakukan aksi memberi makan ternak babi dan kambing di desa-desa terdampak erupsi, yang ditinggal pergi warga.
Untuk diketahui, peternakan, nelayan dan pertanian menjadi sumber mata pencaharian utama warga terdampak erupsi di lingkar gunung api Ile Lewotolok di tengah ancaman kekeringan dan gagal panen.
Untuk kegiatan reguler, dibawah koordinasi John S J Batafor, Komunitas Taman Daun juga rutin membedah rumah warga yang tidak layak huni di desa-desa di Lembata.
Mengusung spirit gemohing atau gotong-royong khas masyarakat etnis Lamaholot, Relawan Komunitas Taman Daun berhasil mengajak warga untuk membedah rumah warga yang tidak layak huni, juga memperbaiki jalan menuju desa-desa yang rusak parah.
Tidak hanya itu, Komunitas Taman Daun di bawah kendali John Batafor juga telah membuka kelas bahasa Inggris untuk anak-anak di beberapa desa di Lembata dan Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Mereka juga membuka program relawan mengajar bagi wisatawan baik dalam negeri dan luar negeri untuk berwisata di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten Lembata dan Flores Timur, sambil belajar dan bermain dengan anak-anak.
“Jadi kita juga turut mempromosikan pariwisata lewat wisatawan yang mau jadi relawan Taman Daun.”
“Selain memberikan pengalaman yang berbeda bagi mereka dengan bermain bersama anak-anak, di sisi lain mereka juga dapat bercerita kepada sesama mereka di luar negeri bahwa oh ternyata ada pulau yang indah dan kaya budaya di NTT yaitu Lembata,” ungkapnya.
Di sela-sela mengisi waktu mengajar dan bermain dengan anak-anak, relawan Taman Daun juga mengisi waktu bersama wisatawan untuk melakukan transplantasi terumbu karang di teluk Lewoleba.(AN-01)