Aksinews.id/Lewoleba – Ini kado memasuki masa pra Paskah bagi RD Kristoforus Kristo Soge. Belum seminggu menjabat Pastor Paroki Kristus Raja Wangatoa, ia mendapat kunjungan anggota DPR RI, Ahmad Yohan, Rabu (2/3/2022).
Ya, “Ini suatu kehormatan bagi saya, yang baru saja menjadi pastor paroki di Wangatoa. Nama Ahmad Yohan sudah lama saya dengar, tapi baru kali ini bisa bertemu langsung,” ungkap RD Kristo Soge, mengawali perjumpaan dengan Ahmad Yohan di pastoran Paroki Kristus Raja Wangatoa.
Ahmad Yohan datang ke Lembata dalam rangkaian kegiatan reses anggota DPR RI di daerah pemilihannya. Ia mengaku hanya punya waktu dua hari berada di Lembata dalam kegiatan reses kali ini.
Ahmad Yohan yang populer dengan tagline AYO bertandang ke pastoran PKRW didampingi Sekretaris DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Lembata, Bayo Nilan, dua anggota DPRD Lembata dari Fraksi PAN –Hasan Baha dan Lorens Keraf, serta pengurus PAN Lembata lainnya. Juga, hadir staf khususnya, Gazali.
RD Kristo Soge didampingi sejumlah pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP), umat lingkungan sekitar gereja dan sejumlah anggota Orang Muda Katolik (OMK) PKRW.
Kepada umat yang hadir, AYO menyampaikan pandangannya terhadap kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang perlu terus didorong untuk bisa lebih maju lagi. Dia memaparkan berbagai kendala yang dihadapi masyarakat di tanah Lamaholot –Flores Timur, Lembata dan Alor, yang perlu ditangani secara serius.
“Ada kendala-kendala yang sifatnya nasional, terutama soal indikator kemiskinan. Yang dipakai kan ukuran masyarakat di Jawa. Padahal beda kondisinya dengan kita disini,” jelasnya.
AYO mencontohkan, masyarakat di NTT bisa saja punya rumah lantai tanah. “Rumah lantai tanah, tapi tuan rumahnya punya hp Samsung, sepeda motor dua tiga malah,” ujarnya, mempersoalkan standar kemiskinan.
Dia juga menuturkan bahwa dirinya selalu menggandeng Bank Indonesia dalam mendorong penguatan modal usaha UMKM. Sehingga, ia mengajak pastor paroki Wangatoa untuk ikut mendorong lahirnya wirausaha masyarakat (umat).
“Kita bisa melakukan kerjasama. Mungkin ada program-program yang bisa saya bantu. Karena di Keuskupan juga saya bekerjasama dengan pastor untuk pengembangan usaha,” jelasnya.
AYO juga mengajak pastor paroki untuk ikut membangun kesadaran politik umat Katolik di paroki Kristus Raja Wangatoa. “Kita butuh pemimpin yang peduli pada masyarakat. Tapi, kalau masyarakat juga pilih salah terus kan susah. Masyarakat harus sadar bahwa pilihannya akan menentukan masa depannya dan daerahnya,” ungkap AYO.
Ia sempat menanyakan soal kegiatan pembangunan apa yang sedang dilakukan di Paroki Kristus Raja Wangatoa. Begitu umat menyampaikan bahwa paroki sedang berusaha membangun aula paroki, AYO menyatakan siap membantu. “Bikin proposalnya supaya mungkin saya bias membantu,” ujarnya.
“Saya sudah datang, tidak baik kalau saya jalan tanpa meninggalkan sesuatu. Sehingga saya kasih Rp 20 juta untuk paroki,” ucap AYO disambut tepuk tangan umat yang hadir.
Ia juga menyampaikan terima kasih bisa kunjungannya di pastoran paroki. “Saya sudah beberapa kali tidur di Wangatoa, tapi baru kali ini berkesempatan mampir ke paroki,” ujar politisi PAN yang menamatkan pendidikan dasarnya SD Katolik Bersubsidi Tanalodu (1982–1988) ini.
Di akhir perbincangan, pemandu acara, Piter Making meminta RD Kristo Soge mendoakan perjalanan AYO.
Tanpa ragu, RD Kristo Soge berdiri dan memimpin doa secara Katolik. Di akhir doa, RD Kristo Soge memberi berkat secara Katolik.(AN-01)