Aksinews.id/Larantuka – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur awal tahun 2022 membangun kerja sama dengan Universitas Hamzanwadi Lombok Timur untuk memberikan kesempatan kepada Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru di Flores Timur mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal ber-ISSN.
Kegiatan ini digagas PGRI Kabupaten Flores Timur setelah merekam kesulitan para guru dalam urusan kenaikan pangkat dari golongan IV/a-IV/b sebab salah satu syaratnya adalah wajib mempublikasikan karya ilmiah di jurnal.
Webinar yang dilaksanakan pada Sabtu, 29 Januari 2022 pukul 15.30 Wita dengan topik “Publikasi Karya Ilmiah di Jurnal Ber-ISSN”. Narasumber yang diundang, Muh. Jaelani Al Pansori, M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Hamzanwadi. Ia juga merupakan, Founder Bale Literasi yang mengelola beberapa jurnal lokal dan nasional.
Sedikitnya ada 50 peserta hadir dalam ruang zoom. Tidak hanya guru di Flores Timur, namun juga melibatkan guru lain se-Nusantara.
Muh. Jaelani Al Pansori dalam paparan materinya, mengangkat soal potensi Sumber Daya Manusia (SDM) orang Flores Timur. Menurutnya, SDM Flores Timur sangat mendukung untuk lahirnya karya-karya ilmiah sebagai bahan pendukung lahirnya sebuah jurnal ilmiah.
“Saya sangat yakin, menulis di jurnal mudah untuk orang-orang Flores Timur, NTT. Banyak sekali orang hebat yang dikenal sebagai penulis. Yang menjadi soal adalah kemauan untuk menulis. Kami di Bale Literasi punya jejaring yang baik untuk membagi peran dalam menghadirkan jurnal ilmiah, merawatnya dan membuka ruang yang luas kepada guru dan dosen untuk mempublikasikan karya ilmiahnya”, ujarnya.
“Memang, regulasi sudah sangat jelas mengatur syarat guru naik pangkat, terkhusus pada kenaikan pangkat golongan IV/a – IV/b yang mensyaratkan harus ada karya di jurnal ilmiah.”
“Nah, guru-guru mesti rajin menulis. Bisa dimulai dari kelas dengan tulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru dan tulisan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) di Satuan Pendidikan secara umum oleh Kepala Sekolah. Dari tulisan PTK dan PTS, selanjutnya bisa disadur kedalam jurnal. PGRI Flores Timur saya yakin sangat bisa melahirkan jurnal. Bisa dimulai dari tingkat lokal hingga nasional. Segera bangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan di daerah. Kita siap berjejaring dan membantu”, tandas Alpan.
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian mengatakan bahwa pihaknya senantiasa menyiapkan program yang mampu memenuhi kebutuhan guru. Perihal kenaikan pangkat guru di Kabupaten Flores Timur memang harus menjadi perhatian khusus. Banyak guru mengalami kendala cukup serius dan terbentur pada regulasi.
Ya, “Banyak guru di Kabupaten Flores Timur sulit naik pangkat akibat kurangnya keterampilan dalam menghasilkan karya tulis. Pada kenaikan pangkat golongan IV/a-IV/b sangat sangat kurang. Mestinya ada kerja sama yang baik antara Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, BKPSDM Flores Timur, Tim Penilai Angka Kredit dan Organisasi Profesi untuk membangun motivasi, memberi petunjuk jelas kepada guru hingga memberikan bimbingan guru dalam penyiapan berkas terkait dan mampu melengkapi tepat pada waktunya”, ungkap Maksi Masan Kian.
“Berharap para guru tidak dirugikan hanya karena keterlambatan informasi, simpang siurnya regulasi atau tahapan teknis pelayanan yang rumit. Secara lembaga, Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur akan duduk sama-sama dan bicara tentang wacana menghadirkan jurnal ilmiah di Kabupaten Flores Timur”, lanjutnya. (*/AN-01)