Aksinews.id/Larantuka – Penantian panjang bertahun-tahun warga masyarakat Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, itu akhirnya berujung jua. Sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) benar-benar akan berdiri di kecamatan ini. Yayasan Persekolahan Masyarakat Ile Bura (Yapermas IBR) mendirikan SMA Swasta di Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura.
Rencananya, sekolah baru ini mulai dibuka pada pertengahan Juli 2021, saat dimulainya pembukaan tahun ajaran baru 2021/2022. SMA swasta ini akan mulai menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar pada masa Pandemi ini dengan sistem BDR dan tatap muka secara shift.
Mengawali pembukaan tahun pelajarannya, para guru dan tenaga kependidikan yang telah direkrut dengan sistem penilaian dan seleksi yang ketat, diberi pembekalan dengan materi seputar Managemen Sekolah dan Kurikulum 2013. Narasumber yang dihadirkan adalah para guru senior asal Ile Bura yang berpengalaman dan sudah lama mengabdi di SMA di luar kecamatan Ile Bura. Mereka diundang untuk memberikan motivasi serta peneguhan kepada para guru dan tenaga kependidikan yang lolos seleksi, dan ditetapkan sebagai guru pengajar di sekolah baru ini.
Para guru yang diundang untuk memberikan pembekalan antara lain Marselus Tasu Uran, S.Pd, dan Silvester Kian Witin, S.Fil dari SMA Negeri 1 Larantuka, serta Yos Jati Tapun, S.Fil, guru SMA PGRI Gelekat Lewo Boru.
Syl Witin memberikan gambaran dan penjelasan singkat soal managemen sekolah yang efektif dengan pendekatan mutu atau kualitas. Dia memotivasi para guru dan kepala sekolah tentang langkah awal yang strategis dan perlu dibangun sejak dini. Hal yang penting, menurut dia, adalah spirit dan semangat pengaturan dan pengelolaan yang berbasis mutu. Caranya, tingkatkan kerjasama diantara para guru dan orangtua dengan masyarakat pendukung sebagai penyelenggara pendidikan.
“Sekolah perlu bermitra dan membangun jejaring dengan siapa saja, terkhusus dengan lembaga pemerintah di semua tingkatan serta Dinas Pendidikan Propinsi NTT. Kita mesti optimis bahwa walaupun star awal dengan jumlah yang kecil, tetapi jika kita kerja keras dan membangun komitmen dan kerjasama yang kuat, niscaya kita akan meraih sukses. Non multa sed multum, bukan banyak atau kuantitas tetapi mutu atau kualitas”, tandasnya.
Selanjutnya Marsel Uran menguraikan secara garis besar soal sruktur dan muatan Kurikulum 2013 tingkat SMA yang harus diketahui oleh para guru. Hal ini dipertegas lagi oleh Yos Jati Tapun, dengan memberikan contoh konkret RPP beberapa mata pelajaran, dan juga penjelasan soal pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Camat Ile Bura, Yakobus Arakian selaku pembina Yapermas IBR, mengajak para guru untuk lebih serius mengikuti pembekalan, demi menambah wawasan pengetahuan serta ketrampilan atau life skill. “Sejatinya, masyarakat kecamatan Ile Bura begitu antusias dan mendukung penuh SMA baru ini, karena telah menjawabi kerinduan mereka selama ini, dan di sisi lain demi pendekatan pelayanan itu sendiri yang selalu diharapkan oleh pemerintah”, ungkapnya.
Yakobus Arakian membuka kegiatan pembekalan ini di aula kantor camat kecamatan Ile Bura dan memberikan testimoni kepada para pemateri, yang adalah anak tanah, untuk tetap memberikan perhatian serta kontribusi berupa pikiran, ide serta gagasan yang konstruktif demi kemajuan pendidikan di kecamatan Ile Bura.
Stefanus Gelang Temu, sebagai wakil ketua panitia, yang ditunjuk Yapermas IBR sebagai Kepala Sekolah yang akan memimpin SMA ini, meminta dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah setempat untuk sama-sama berkolaborasi membangun sekolah ini. “Kunci utama adalah membangun mitra serta jejaring untuk bekerjasama. Saya optimis bahwa proses awal yang penuh dengan kerikil tajam sesungguhnya memampukan serta menguatkan dia untuk membangun sekolah ini”, tandasnya.
Dia akan melangkah bersama para guru dan segenap pengurus Yapermas IBR dan berani berikhtiar untuk membangun dan berjuang demi memajukan pendidikan di Lewotana Ile Bura tercinta. Mereka akan bermitra dengan pemerintah propinsi dan kabupaten, melakukan pendekatan dengan pengawas SMA untuk memberikan pembekalan pembelajaran dan kurikulum untuk para gurunya dalam waktu dekat ini.
Dia juga menghimbau para warga Ile Bura yang berada di luar wilayah untuk tetap membuka mata hati memberikan perhatian kepada sekolah baru ini sebagai aset masa depan untuk anak dan cucu kita, orang-orang Ile Bura. (Peter Witin Silvester/Orang Lewotobi, tinggal di Weri-Larantuka)