Aksinews.id/Larantuka – Marianus Raja Muda, berhasil lolos meraih Juara 1 Lomba Menulis Feature yang diselenggarakan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur. Guru SMP Negeri 3 Wulanggitang ini mengangkat judul ‘Magdalena Menenun Mimpi Di Tengah Pandemic Covid-19’. Ia menyisihkan 44 penulis lain se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengumuman Kejuaraan melalui zoom meeting, Jumat (25/6/21) dihadiri Kepala Kantor Bahasa NTT, Pengurus PGRI Flores Timur, Tim Juri dan Peserta Lomba.
PGRI Kabupaten Flores Timur, sejak akhir April 2021, menyelenggarakan Lomba Menulis Feature, terbuka umum untuk Guru-guru se-Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tema yang disodorkan “Perjuangan Siswa, Guru, Kepala Sekolah, Orang Tua dalam Menciptakan Iklim Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19”. Sub tema, Perjuangan Siswa Saat Belajar Dari Rumah (BDR), Perjuangan Guru Mengunjungi dan Mendampingi Siswa saat BDR, Gagasan Inovatif Kepala Sekolah dalam Menciptakan Iklim Belajar di Tengah Covid-19 dan Peran Orang Tua dalam Membangun Iklim Belajar Siswa di lingkungan.
Sedikitnya, 45 guru sent terlibat dalam lomba menulis dengan tulisan-tulisan yang menarik. Setelah deadline, 45 karya tulis guru dinilai oleh tiga (3) juri penilai. Tim Penilai adalah Dr. Marsel Robot (Dosen, Penulis), Frank Pati Herin (Wartawan Kompas) dan Silvester Petara Hurit.
Hasil penilaian 10 besar sebagai berikut, Juara 1, Marianus Raja Muda (81,00) dengan judul “Magdalena Menenun Mimpi di Tengah Pandemic Covid-19”. Juara 2, Agustinus Tobi Makin (80,67) dengan topik “Pak Pino Berkendara Sandal Jepit”, Juara 3 Geradus Kuma (79,00) dengan topik “Perjuangan Orator Cilik Menggapai Mimpi Di Tengah Pandemic Covid-19”, Juara Harapan 1, Rofinus Fale (78,67), dengan topik “Kecewa yang Menggembirakan”. Juara Harapan 2, Kristina Sabu Punang (74,00) “BDR Ala Spetig Hewa Di Tengah Corona”.
Peringkat ke-enam, diraih dua peserta, Hortensia Herima (73,33), “Terus Berkreasi Di Tengah Pandemik Covid-19”, Yohanes Berchemans A. Kaha (73,33) “Lamentasi Guru Dalam Karya Profesi Di Era Pandemi Covid-19”, peringkat 7, Roswita Maria Anggreni Soge (73,00) “Matematika Di Balik Masker Corona”, Peringkat 8, Jefrianus Kolimo (72,67) “Beradaptasi Seadanya”, peringkat 9, Hayati Abdullah Da Mara (72,00) “Nyanyian Sunyi SMA Kuanfatu Di Masa Covid, Peringkat 10, Agustinus Tobi Makin, tulisan kedua (71,67) “Berjibaku Dalam Terjangan Badai Covid-19”.
Silvester Petara Hurit mewakili Tim Juri menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada peserta Lomba. Bagi Silvester, semangat para guru luar biasa. “Guru-guru peserta lomba menulis ini luar biasa. Tidak saja mengajar dan mendidik, tetapi mereka mampu memotret situasi sosial yang terjadi di masyarakat, terlebih di tengah covid-19. Semua tulisan bagus-bagus. Menarik dan inspiratif. Walau beberapa penulis masih terjebak pada opini, namun rata-rata, kualitas tulisan peserta lomba kali ini luar biasa. Jika iklim ini terus dirawat akan menghasilkan penulis yang handal. Tentang menulis, memang supaya mahir mesti terus diasah. Caranya, terus menulis”, kata Sil.
Syaiful Bahri Lubis, Kepala Kantor Bahasa pada kesempatan Pengumuman Kejuaraan menyampaikan apresiasi kepada segenap guru penulis. “Membaca judul dan isi tulisan teman teman guru sungguh inspiratif. Potret riil kondisi di lapangan tengah pandemi Covid-19. Iklim literasi sungguh tumbuh. Kiranya, karya-karya menarik ini bisa diarsipkan dalam bentuk buku berISBN. Kantor Bahasa NTT sangat terbuka untuk berkolaborasi. Profisiat untuk para pemenang lomba. Mari kita jadikan momentum ini untuk berbagi inspirasi. Apa yang dilakukan PGRI Kabupaten Flores Timur, bisa menginspirasi PGRI Kabupaten lainnya se Nusa Tenggara Timur dan Indonesia”, kata Syaiful.
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada semua peserta yang terlibat dalam lomba. “Ruang ilmiah akan terus disiap ciptakan PGRI Kabupaten Flores Timur kepada rekan rekan guru dalam mengekplorasi kemampuan di berbagai bidang. Ajang lomba ini bukan untuk mencari siapa yang lebih baik, tetapi sebagai upaya penciptaan iklim ilmih dan membuka ruang dalam berkarya. Lomba seperti ini, akan terus dibuka untuk teman teman guru. Profisiat untuk pemenang. Selanjutnya secara lembaga menyiapkan hadiah untuk pemenang Juara I,II, dan III, kategori 10 besar dan semua peserta lomba”, kata Maksi.(*/fre)