Gagasan untuk membawa Kabupaten Flores Timur melompat jauh sudah dilontarkan sejak 2016 silam. Ya, ia meluncukan buku ‘Lompatan Jauh Flores Timur’. Intinya, ia memimpikan Flores Timur mengalami lompatan jauh di seluruh aspek kehidupan, pendayagunaan dan pemanduan secara cerdas sumber daya lokal dan kekayaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Begitulah Ir. Antonius Doni Dihen, yang dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Kamis(20/2/2025), menjadi Bupati Flores Timur. Tongkat komando membawa Flores Timur sudah digenggamnya. Tinggal bagaimana mengimplementasikan visi: Flores Timur Produktif dan Inovatif, menuju Lewotana Flores Timur yang Maju, Berdaya, dan Berkelanjutan, dengan misi: Lompatan Produktivitas Semua Sektor Kehidupan, dengan Mengandalkan Ilmu dan Teknologi Terbaru, Kecerdasan Inovatif, Tata Kelola Transformatif, dan Kearifan Lamaholot Paling Jernih.

Gagasan besar yang diusungnya, tentu dilatari rekam jejak perjalanan hidup pria kelahiran 31 Desember 1965 di Lamapaha, Kelubagolit, Adonara, yang tidak singkat. Dia menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDK Lamapaha (1972-1977), dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPK Awas Hinga (1978-1981). Anton Doni kemudian meneruskan studinya di SMAK Suryadikara Ende (1981-1984). Seterusnya, ia memperoleh gelar insinyur pertanian dari Fakultas Pertanian (Fapet) Univesitas Nusa Cendana Kupang (1984-1991).
Selama kuliah, Anton Doni aktif di organisasi mahasiswa baik di kampus maupun di luar kampus. Intern kampus, Anton Doni sempat menjadi pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fapet Undana (1984-1986) maupun jadi Ketua 1 Senat Fapet Undana (1986-1989). Di luar kampus, ia aktif di margasiswa PMKRI Santu Fransiskus Xaverius Cabang Kupang, dan sempat menjadi Ketua Presdium DPC PMKRI Kupang (1989/1990).
Seusai memperoleh gelar insinyur pertanian, Anton Doni masih terus aktif PMKRI. Dia mengadu nasib ke ibukota Jakarta, dan aktif di Pengurus Pusat PMKRI Santu Thomas Aquinas hingga terpilih di MPA Medan menjadi Ketua Presidium PP PMKRI (1994-1996). Ketika itu, ia sedang menjabat pula ketua PMKIF Manila Filipina (1990-2000).
Tak cuma di PMKRI. Sebagai ketua Presidium PP PMKRI, Anton Doni pun aktif menggalang kelompok Cipayung (PMKRI, GMNI, PMII, GMKI dan HMI) untuk suara kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. Anton Doni menjelma menjadi tokoh muda di kalangan kelompok Cipayung, ketika itu, bersama rekan-rekannya antara lain H. Muhaimin Iskandar (PMII) yang sekarang menjadi Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Kabinet Merah Putih, Ahmad Basarah (GMNI) yang kini jadi pentolan DPP PDI Perjuangan dan Viktus Murin (GMNI), mantan Tenaga Ahli merangkap Speech Writer dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault.
Anton Doni juga sempat mengenyam pendidikan di Lembaga Pers Dr.Soetomo sebagai Pusat Pelatihan dan Pengembangan Jurnalisme Profesional di Jakarta (1992-1993), dan di Universitas Indonesia (1993-1994), serta melanjutkan studi di Asian Social Institute, Manila, Filipina (1998-2000).
Sekembalinya dari Philipina, Anton Doni sempat memimpin Litbang Harian Berbahasa Inggis, The Jakarta Post. Dia juga aktif di berbagai lembaga penelitian, seperti Institut Aspirasi Publik (Inspirasi) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), serta terlibat sebagai editor dan penerjemah di beberapa media.
Dia juga menghasilkan beberapa karya tulis, seperti “Memorandum II: Krisis Sebuah Demokrasi Minimalis (Co-Writer), Institut Aspirasi Publik, 2001”, “The Passion to Progress, Potret Semangat Juang Angkatan Kerja Wirausahawan Indonesia (Co-Editor), Ditjen Binalatas Kemnaker dan Kompas, 2010”, dan “NTT dan The Diamond Of Competitiveness, LSM Bhakti Flobamora, 2013”.
Berbekal pengalaman hidupnya sebagai aktivis dan jurnalis, Anton Doni sempat meniti karier politik di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai pengurus pusat selama 10 tahun (2009-2019). Dia bahkan sempat diusung koalisi PKB-Demokrat menjadi Cabup Flores Timur, lima tahun silam, berpasangan dengan Theodorus Wungubelen. Sayang, ketika itu, Anton Doni masih bisa “ditaklukkan” jagoan PDI Perjuangan-Gerindra, Antonius Gege Hadjon yang berpasangan dengan juniornya sendiri di PMKRI, Agustinus Payong Boli.
Indra politik Anton Doni rupanya masih tajam. Dia banting stir ke Partai NasDem, partai pemenang di Flores Timur yang punya 7 (tujuh) kursi di DPRD Kabupaten Flores Timur. Alhasil, menggaet politisi senior Partai Golkara, Ignas Boli Uran, Anton Doni berhasil merebut tongkat kepemimpinan Flores Timur, sekaligus menjadi jalan baginya mewujudkan Lompatan Jauh Flores Timur.
Memang, ia sangat ingin mendorong trasformasi struktural secara progresif di bidang perekonomian, pendidikan, ketenagakerjaan, sosial budaya, kesehatan, infstruktur, dan pemerintahaan. “Ini sebuah trasformasi structural secara progresif di masing-masing bidang-bidang dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Flores Timur yang lebih baik,” katanya, saat launching buku tersebut Oktober 2016 silam.
Menurut Anton Doni, pihaknya menghendaki agar pembangunan di Flores Timur bergerak lebih cepat, maju dengan jangkauan-jangkauan capaian yang lebih jauh di masing-masing bidang. “Contohnya bidang ekonomi misalnya, kita mau adanya strategi-strategi pengembangan yang bisa diambil dan memastikan bahwa ekonomi kita tidak mandek, potensi-potensi sumber daya alam kita juga tidak dikelola dengan cara yang biasa-biasa saja, namun dikelola dengan cara-cara baru untuk memastikan bahwa masyarakat kita bisa menjawab kebutuhan ekonomi di tengah tantangan yang ada,” ujarnya.
Pada intinya, kata Anton Doni, pada buku Lompatan Jauh Flores Timur, pihaknya ingin bergerak lebih cepat, jauh dengan kesadaran bahwa tantangan lingkungan global sangat serius.
Oleh sebab itu, pihaknya serius ingin mendorong bagaimana cara pengelolaan pemerintahan yang baik, prioritas yang lebih jelas seta tahapan yang jelas.
Kini, Anton Doni sudah di titik start untuk mewujudkan mimpinya. Semoga ama Lera Wulan dan Ina Tanah Ekan selalu menuntunnya melompat jauh bersama ribu ratu Lamaholot Flores Timur. Proficiat abang goen. Senareko. (Freddy Wahon)