Aksinews.id/Lewoleba – Ini cara Forum Jurnalis Lembata (FJL) merawat profesinya. Anggota FJL yang setia pada profesi jurnalis lebih dari 20 tahun diberi penghargaan. Dan, pada peringatan 79 tahun Hari Pers Nasional, 2025, FJL menyerahkan penghargaan (Award) untuk empat orang jurnalis seniornya.
“Empat orang jurnalis senior ini kami pandang layak jadi panutan bagi jurnalis muda di Lembata. Sehingga Ketua dan Sekretaris FJL memutuskan untuk memberikan penghargaan sebagai apresiasi pada kesetiaan para senior terhadap profesi ini,” ungkap Sekretaris FJL, Krisantus Boro, seusai penyerahan Piagam Penghargaan FJL kepada empat jurnalis Lembata di Olimpic Ballroom and Resto, Lewoleba, Lembata, Rabu (12/2/2024).

Empat jurnalis yang menerima penghargaan itu adalah Freddy Wahon (Pimred Aksinews.id), Fince Bataona (wartawati aksinews.id), Hironimus Lewunpira Bokilia (Viktory News) dan Maximus Gantung (Kilat News.com). Freddy dan Fince berselancar di dunia jurnalistik selama 31 tahun. Sedangkan, Maxi mencapai 26 tahun, dan Hiro sudah 23 tahun bergelut di dunia pers.
Penyerahan FJL Award dilakukan pada sela-sela talkshow bertajuk “25 Tahun Otonomi, Lembata Baik-Baik Saja?”. Freddy menerima piagam penghargaan dari Kadis Kominfo Lembata, Petrus Demong mewakili Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali, Fince Bataona diserahkan oleh Ketua DPRD Lembata, Syafrudin Sira. Sedangkan Kajari Lembata yang diwakili Kasi Intel, Rizal Hidayat menyerahkan piagam kepada Hiro Bokilia, dan Kapolres Lembata diwakili Kasat Bimas, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aloysius Langoday menyerahkan piagam FJL Award untuk Maxi Gantung.
Fince Bataona mengawali karir jurnalistiknya di Harian Pos Kupang, baik di dapur redaksi Kupang maupun terjun jadi wartawan daerah di Flores Timur (Lembata) dan Maumere, Kabupaten Sikka. Dia juga sempat menulis berita untuk Pos Kupang dari Dili, saat masih menjadi ibukota Provinsi Timor Timur sebelum lepas dari pangkuan NKRI.
Mundur dari Pos Kupang karena alasan ingin fokus urus keluarga, Fince sempat bergabung dengan Kupang News (alm). Selanjutnya, ia bersama suami, Freddy Wahon merintis terbitnya Tabloid AKSI di Lembata. Namun tidak bertahan lama, dengan maraknya media online. Keduanya kemudian mendirikan aksiterkini.com yang kini berganti nama menjadi aksinews.id.
Freddy Wahon mengawali karir wartawan di Dili, tahun 1994. Dua tahun kemudian, 1996, ia pindah ke Jakarta pada media yang sama, Harian Nusa, terbitan Denpasar, Bali. Akhir tahun 1998, selepas runtuhnya regim Orde Baru, ia kembali ke Dili, dan ikut membidani lahirnya Harian Novas. Namun media ini tidak bertahan lama, karena Timor Timur lepas dari NKRI. Tahun 1999, Freddy kembali ke Kupang dan ikut mendirikan Harian Surya Timor. Namun, tak sampai setahun, ia bertolak ke Ambon, Maluku, mendirikan Harian Siwalima yang bermarkas di Ambon, dan menjabat sebagai pemimpin redaksi.

Sambil memimpin jajaran redaksi Siwalima, Freddy juga mendirikan hari Radar Timor dan Tabloid SAKSI di Kota Kupang. Ketiga media ini dikomandaninya hingga tahun 2021.
Lepas dari ketiga media itu, ia mulai menjalani aktivitas di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang didirikan bersama beberapa rekan aktivis Kota Kupang. Tak bisa lepas dari panggilan jurnalis, Freddy mendirikan lagi Tabloid Demos dan Radio Demos di Lewoleba, Lembata. Kemudian, mendirikan Tabloid AKSI, yang akhirnya berganti jadi media online aksiterkini.com dan ganti lagi namanya menjadi aksinews.id.
Sementara itu, Hiro Bokilia mengawali karir jurnalistik sebagai wartawan Harian Flores Pos, terbitan Ende, Flores. Saat munculnya Harian Viktory News, Hiro memilih bergabung dengan media baru itu dan hengkang ke Kota Kupang. Dia sempat menjadi redaktur Viktory News sebelum pindah ke Lembata.
Di Lembata, Hiro juga merintis lahirnya media online LembataNews.com. Media online ini bertahan sampai sekarang.
Yang terakhir, Maxi Gantung. Putra Manggarai yang mempersunting Perempuan Lembata ini, mengawali karir jurnalistik di Harian Flores Pos, dan ditugaskan di Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Namun ia kemudian pindah ke Lembata dan bertahan sampai sekarang. Lepas dari Flores Pos yang ditutup manejemennya di Ende, Maxi Gantung mendirikan media online KilatNews.com dan bertahan sampai sekarang.
Krisantus Boro, yang lebih akrab disapa Sandro Balawangak mengakui bahwa sepakterjang para senior penerima FJL Award patut diteladani para jurnalis muda di Lembata. “Paling tidak, kita sudah mulai mengapresiasi kerja jurnalistik, sekalipun kali ini baru dari Forum Jurnalis sendiri,” tandasnya.
Penerima FJL, Fince Bataona, dan tiga lainnya mengaku gembira mendapat penghargaan tersebut. “Saya cukup terharu sekaligus bangga bahwa ternyata kita bisa bertahan di profesi ini dalam kurun waktu yang cukup lama, bahkan lebih dari separoh usia saya,” ungkap Fince, penulis novel Lamafa ini.
Wartawan senior asal Lembata, Viktus Murin pun ikut memberikan apresiasi atas terobosan FJL. “Puji Tuhan. Respek untuk FJL. Mereka (FJL) tahu mengapresiasi konsistensi kerja dan karya jurnalistik, apalagi oleh seorang jurnalis Perempuan. Titip salam semangat untuk ade-ade FJL,” pesan Viktus Murin melalui Fince Bataona. (AN-01)
Proficiat Bapa, Mama dan semuaa om-om Jurnalis! Proficiat FJL!