Selasa, 18 Juni 2024
Raj.21:17-29 ; Mat.5:43-48
Pekan Biasa XI
“Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka” (Mat.5:44)
Setiap tindakan ada resikonya. Maka jangan pernah mengabaikan pertimbangan nurani. Raja Ahas memperbudak diri, dengan berlaku jahat. Ia tega membunuh Nabot orang tak bersalah. Hanya demi merampas kebun anggur Nabot. Maka Allah marah dan berkhtiar menghukum Ahas setimpal perbuatannya.
Dari mulut Elia, Allah berpesan kepada Ahas, “Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, disitu pula anjing akan menjilat darahmu”. Dia telah mengotori diri dengan darah orang tak bersalah, maka ia akan mati dengan cara yang sama pula.
Kata-kata Tuhan ini menggetarkan sesal di hati Ahas. Ia mengoyakan pakaiannya, mengenakan kain kabung dan berpuasa. Ia mengaku bersalah di hadapan Allah, dan memohon belaskasih dan pengampunan Allah.
Raja Ahas jadi musuh Allah karena telah berbuat keji terhadap sesama. Namun Allah telah berkenan membatalkan malapetaka bagi Ahas, karena ia merendahkan diri dan memohon pengampunan-Nya.
Hal yang senada dengan pesan Yesus bagi kita murid-murid-Nya, kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka. Mengasihi musuh? Ah, tidak patut. Dia layak dibenci, bahkan mesti dihancurkan. Ya, itu reaksi sangat manusiawi. Tetapi Yesus mau kita ubah rasa benci dengan kasih dan doa bagi mereka.
Mengasihi musuh, kedengaran aneh. Namun terpuji dihadirat Tuhan. Banyak orang bisa tidak setuju, karena kita mengasihi orang yang patut kita hukum, karena laku tak terpujinya. Tetapi kita tak boleh egois. Mari kita belajar dari kasih Tuhan yang menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi orang baik maupun orang jahat. Tanpa membedakan kita.
Jika saat ini, ada orang yang kita tidak suka, bahkan ada yang sangat kita benci, berhentilah menaruh amarah kepada mereka. Mari ubalah hati, berdoa mohon pengampunan dan berkat Tuhan bagi mereka. Saya yakin, Ketika bisa melakukannya, hati kita akan plong dan tak terbebani lagi.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin